KB Berhasil Keluarga akan Sejahtera

DALAM rangka mensukseskan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) di Sumatera Utara (Sumut), Perwakilan BKKBN melaksanakan rapat telaah program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang dibuka secara resmi oleh Sestama BKKBN RI, Ambar Rahayu, di Hotel Tiara Convention Centre Medan, kemarin.

Sebelumnya, Plt Kepala Perwakilan BKKBN Sumut, Drs Adi Wahono MSi melakukan MoU dengan dengan Ikatan Alumni UNDIP Jakarta.

Bacaan Lainnya

Adi Wahyono mengatakan, kalau KB berhasil kehidupan keluarga akan menjadi lebih baik dan akan lebih sejahtera, Seperti diketahui, tahapan keluarga sejahtera ditingkatkan dengan mengurangi keluarga pra sejahtera untuk menuju yang lebih baik, sehingga keluarga pra sejahtera yang identik dengan kemiskinan secara berangsur-angsur berkurang.

Menurutnya, para remaja juga harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya untuk hidup berkeluarga nantinya. Mereka harus beridentitas dari tiga hal yang dikenal dengan Triad KRR, yakni bebas dari pergaulan bebas, bebas dari narkoba/napza, bebas dari HIV/AIDS, melalui program generasi berencana (genre) baik yang ada di lingkungan sekolah maupun kampus.

“Makanya perlu menjadi perhatian kita bersama, dan perlunya dukungan bupati/walikota, tokoh agama, tokoh masyarakat serta mitra kerja untuk melaksanakan program KB ini di semua tingkatan wilayah,” katanya Adi.

Sementara itu, Sestama BKKBN RI, Ambar Rahayu menambahkan, kerjasama dalam strategi dan langkah akselarasi pencapaian program KKBPK pada semester II 2015 harus ditingkatkan, sehingga pelaksanaan program tersebut di Sumut dan kabupaten/kota dapat berjalan maksimal.

Begitu juga dengan komitmen dan kepedulian kita terhadap pelaksanaan program KB, sangat diperlukan guna terwujudnya kehidupan keluarga yang lebih sejahtera, maju, mandiri dan berkualitas, serunya.

Selain itu, katanya, penggarapan program KKBPK semester hendaknya lebih memperhatikan segmentasi wilayah berdasarkan kuadran yang telah dihasilkan melalui data susenas. Sebab daerah yang tinggi angka kelahiran atau total fertiliti (TFR) dan persen cakupan peserta KB (CPR) rendah perlu strategi program yang spesifik.

“Silahkan manfaatkan forum ini sebaik-baiknya, sehingga dapat merumuskan kebijakan dan program kerja, khususnya yang berkenaan dengan tugas-tugas pemerintahan di KKBPK,” ungkap Sestama. (OB1)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *