Perang Dagang Komoditas Sawit

GABUNGAN Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menilai, bencana kebakaran hutan dan kabut asap merupakan dampak dari perang dagang komoditas strategis sawit.

Bacaan Lainnya

Ketua Bidang Agraria dan Tata Ruang Gapki, Eddy Martono mengatakan, perang dagang ini memanfaatkan isu lingkungan. “Kalau dulu, perangnya melalui isu kesehatan, tapi gagal. Karena sawit dituduh bisa menyebabkan serangan jantung. Tetapi tidak terbukti,” ujarnya.

Sementara itu, kebakaran hutan yang melanda Sumatera dan Kalimantan sempat diarahkan pada kegiatan perkebunan sawit. Pengelolaan lahan perkebunan sempat dituduh membakar hutan. Bahkan, beberapa kelompok menjalankan tugas masing-masing, seperti klaim tanah, penebangan sampai pembakaran.

“Isu deforestasi akan terus didengungkan. Ini isu lingkungan serangan dasyat. Padahal fakta di lapangan, kami sangat support petani swadaya. Fakta lain, kelapa sawit memberi (manfaat) lebih dibanding komoditi lain. Akhirnya, perang dagangnya melalui berbagai cara seperti kebakaran hutan,” Eddy Martono.

Sementara itu, limbah cair sisa dari minyak kelapa sawit yang tidak terpakai mengandung gas metana. Selanjutnya, pemanfaatan sampai pada kelistrikan. Sawit, bagian dari biomassa sudah dimanfaatkan untuk produksi listrik berbiaya murah. Harga penggunaan sawit untuk listrik lebih murah ketimbang bahan bakar minyak (BBM).

Pembangkit listrik tenaga biomassa juga lebih ramah lingkungan, karena memanfaatkan, mengolah sisa limbah cair dari kelapa sawit. “Ini (sawit) lebih untung, dan lebih optimal mendukung energy. Semuanya bisa mengurangi kemiskinan di sentra-sentra penghasila sawit,” kata Eddy.

“Sawit sedang booming, banyak sentra-sentra produksi sawit. Petani plasma semakin besar dan maju. Beberapa kabupaten baru seperti Sulselbar (Sulawesi Selatan dan Barat), tadinya kakao, sekarang masyarakatnya semakin banyak usaha perkebunan sawit. Hasil produksinya sangat mungkin mengurangi impor BBM. Kementerian ESDM (energy dan sumber daya mineral) juga terus genjot (energy) biomassa, terutama sawit,” ungkap eddy.

Kondisi sekarang, pasar minyak besar dan infrastruktur yang memadai di hampir seluruh negara di dunia mendorong permintaan energy minyak. Tingginya permintaan minyak dunia tidak lepas dawri pasar serta peningkatan harga. Peningkatan harga yang sangat tinggi pada komoditi minyak bumi. (inl/OB1)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan ke tejo Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar

  1. blog nya sudah cukup menarik, tinggal di backlink kan saja untuk hasil yang max. untuk informasi masalh backlink, SEO, TOKO ONLINE blog anda bisa hub nomor di bawah. jasa Backlink WEB dan BlOG Rp 700.000 /bln, jasa design toko online Rp 500.000 /themes, jasa Seo BERGARANSI Rp 2.700.000 2,5 bulan, Jasa Omptimasi Blogwalking 200.000 list web aprove 500 rb /bulan, telp-1 085-100-675-165 telp-2 085-635-945-40 salam hangat…