Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), rasio elektrifikasi nasional baru mencapai sekitar 86%, artinya 14% masyarakat Indonesia belum dapat menikmati berbagai kemudahan yang diperoleh dari adanya aliran listrik.
Di sisi lain, saat penggunaan energi akan terus bertambah dua kali lipat selama 40 tahun ke depan, masyarakat global juga dibebani dengan tanggungjawab untuk mengurangi emisi karbon hingga setengahnya. Untuk mencapai keseimbangan tersebut, dibutuhkan upaya efisiensi energi sebesar empat kali lipat dari sekarang.
Riyanto Mashan selaku Country President Schneider Electric Indonesia menjelaskan, tak dapat dipungkiri bahwa teknologi untuk menjawab kebutuhan efisiensi energi terus mengalami evolusi.
“Sejalan dengan fenomena Internet of Things (IoT) yang saat ini sedang menjadi tren dalam industri IT dan kelistrikan, Schneider Electric akan membantu merealisasikan berbagai bentuk pengelolaan energi yang efisien melalui ragam solusi yang saling terkoneksi satu sama lainnya,” katanya.
Selama 10 tahun terakhir, evolusi teknologi dan penggunaan energi yang begitu cepat mendorong warga dunia untuk memikirkan langkah-langkah digitalisasi, dekarbonisasi, dan desentralisasi energi.