TPL: Mengedepankan Mutual Dialog dan Mekanisme Keluhan

OBROLANBISNIS.com – Melalui paradigma baru PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL) saat ini lebih mengedepankan Mutual Dialog kepada publik, sesuai dengan motto ‘Perusahaan Hidup dan Berkembangan Bersama Masyarakat.

Bahkan perusahaan bubur kertas (pulp) ini, pada Desember 2015 yang lalu juga telah meluncurkan Sustainibilty Policy untuk mencari keseimbangan kebijakan dan solusi terbaik, dalam aktivitas perusahaan.

Bacaan Lainnya

Komitmen tersebut disampaikan Direksi TPL Mulia Nauli, pada temu kangen dan Silahturahmi perusahaan, kepada sejumlah pimpinan dan perwakilan media surat kabar di Medan, Ketua PWI Sumut, dan Kepala Biro Antara Sumut, (9/3/2017). Hadir dalam pertemuan tersebut Komisaris TPL sekaligus pengawas perusahaan Ignatius Purnomo.

“Saat ini, perusahaan lebih konsentrasi dengan program mencari solusi terbaik, menyelesaikan sebuah permasalahan dengan sistem FPIC (Free and Prior Informed Consent) dan Mekanisme Keluhan (Grievance Mechanism),” tutur Mulia Nauli dalam dialog hangat dengan para pimpinan media.

Mulia juga mengatakan, dukungan dan komitemen pihaknya mencakup berbagai hal dan program yang telah dijalankan. Diantaranya TPL secara aktif melindungi dan turut melestarikan tanaman kemenyan (Batak – Haminjon), yang selama ini terjaga didalam konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) TPL.

Bahkan, dukungan perbanyakan dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan Balai Penelitian Kehutanan (BPK), yang berada di Aek Nauli dengan cara mencari bibit unggul kemenyan untuk diperbanyak.

Mulia Nauli mengungkapkan, pihaknya telah memproduksi pembibitan kemenyan yang mampu menghasikan 1000 bibit perbulan. “Dan sepanjang tahun 2016 lalu sudah jutaan bibit dibagikan kepada masyarakat, dalam program penanaman Haminjon didua kabupaten, Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara,” ujarnya.

Menurutnya, komitmen TPL dalam mendukung program pemerintah dalam pelestarian lingkungan sangat serius. Termasuk untuk pengembangan bibit kemenyan sebagai tanaman endemik Tapanuli. “Tidak hanya melakukan pembibitan, tapi kami juga telah melakukan penanaman yang langsung melibatkan petani kemenyan dan masyarakat,” sebut Mulia Nauli.

Persaingan dan permintaan pulp ditingkat pasar dunia semakin tinggi dan sangat ketat pengawasan hasil produksinya. Menghadapi hal tersebut Mulia Nauli mengungkapkan, saat ini kapasitas mesin pulp TPL mencapai 240 ribu ton.

Belum lagi perusahaan harus berhadapan dengan isu negatif yang selalu dikembangkan tanpa mengedepankan fakta dan hukum yang berlaku. Sehingga menurut Mulia, untuk dapat bersaing di pasar dunia, saat ini dalam operasionalnya TPL lebih fokus kepada kualitas hasil produksi pulp terbaik.

“Yah, saat ini kita juga fokus pada hasil produksi terbaik untuk permintaan pasar dunia. Karena kriteria produk tidak hanya SNI saja, tapi juga standar kriteria yang secara internasional,” ungkap Mulia Nauli.

Mulia Nauli juga berharap perkembangan dunia investasi di Sumatera Utara semakin baik kedepannya. Terutama dukungan terhadap jaminan hukum berinvestasi.

Komisaris sekaligus pengawasan perusahaan Ignatius Purnomo berharap, TPL dapat merespon secara persuasif dan dialog kepada masyarakat, ketika berhadapan dengan situasi dan gejolak sosial.

Menurutnya, di era dunia informasi digital saat ini, pengaruh informasi melalui isu positif dan negatif akan lebih mudah diakses oleh publik. Harapannya dengan komitmen TPL tumbuh dan berkembang bersama masyarakat, menjadi modal besar dalam pergerakan dunia investasi di Sumatera Utara.

“Saya yakin dengan pendekatan persuasif dan merespon suatu hal yang terjadi di masyarakat adalah solusi terbaik dalam perkembangan dunia investasi. Apalagi saat ini, TPL akan melakukan upgrade dan perbaikan mesin yang ramah lingkungan,” ucap Ignatius Purnomo. (rel/OB1)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *