Workshop Kritik Film dan Non Film Digagas Dirjen Kemendukbud Bersama Pokja Film Indonesia

OBROLANBISNIS.com – Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bekerjasama dengan Pokja Kritik Film Indonesia menggelar Workshop Kritik Film dan Non Kritik selama 3 hari (7-9 September 2017), di Medan.

Kegiatan ini berlangsung di Four Point Hotel, dihadiri puluhan peserta dari berbagai komunitas perfilman, jurnalis film dan penggiat film, akademisi dan kritikus.

Bacaan Lainnya

Ketua Pojka Kritik Film Indonesia, Wina Armada mengatakan, tujuan dari workshop Kritik Film dan Non Kritik diselenggarakan karena adanya kesenjangan dalam perfilman di Indonesia.

“Workshop ini untuk memperkecil kesenjangan dan banyaknya kritikus yang lahir yang membuat perfilman Indonesia. Selain itu mengapreasiasi dunia perfilman Indonesia yang semakin maju,” katanya.

Menurutnya, workshop ini sudah dilaksanakan di Jakarta dan telah membentuk komunitas baru bagi insan kritikus dalam membangun perfilman di Indonesia saat ini.

Sementara mewakili Kepala Pusat Pengembangan Perfilman Indonesia, Jefri mengatakan, pusat pengembangan film saat ini sudah berusia 2 tahun, berdiri sejak tahun 2015 dibawah Sekretariatan Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan program-program yang dikembangkan, yaitu sub bidang izin film, apresiasi dan penghargaan serta apresiasi tenaga kerja perfilman.

“Kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi kepada pelaku film dalam menumbuhkan literasi masyarakat terhadap film Indonesia serta mencerdaskan kehidupan bangsa, mensejahterakan dan menjada perdamaian dunia,” jelasnya.

Dia menegaskan, jika ada sebuah film yang menyesatkan dan tidak mendidik, maka pihak kritikus harus mampu memberikan kritikan, agar film tersebut tidak berdampak terhadap masyarakat luas. Seperti film “Laskar Pelangi” sebagai contoh sebagai film pencerahan dan film “Aisah Biarkan Kami Bersaudara”, di mana keragaman daerah di dalam film ini diceritakan dalam kehidupan sehari-hari.

“Jadi sebuah film bisa mencerdaskan, mensejahterakan masyarakat dan menjaga perdamain dunia. Film juga bisa menjadi jembatan pengembangan suatu daerah antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Oleh sebab itu, hendaknya kritikus film bisa menjadi harapan dalam memajukan dunia perfilman Indonesia saat ini,” tambahnya. (OB1)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *