CSR PLN Kitsbu Bantu Pengembangan Hidroponik

OBROLANBISNIS.com – Sayuran hidroponik nan segar dan bebas pestisida saat ini telah ramai di pasar. Kesadaran hidup sehat dengan konsumsi sayuran ini, semakin segar dengan bantuan CSR PT PLN Pembangkitan Sumbagut (Kitsbu).

Bacaan Lainnya

Kelompok Tani (Poktan) Hidrotani Sejahtera di Jalan Suka Aman (Sei Mencirim) Sei Beras Sekata, Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara salah satunya. Poktan ini diberikan bantuan CSR kepada puluhan warga prasejahtera dalam bentuk edukasi pelatihan, praktik dan pemasaran produk sayuran hidroponik.

“Hidroponik. Kita mulai dari tanggungjawab CSR. Kita tidak bisa sendiri, perlu kerjasama dengan stakeholder dalam menjalankan penyaluran CSR ini. Bisa menjalankan ini berkat stakeholder. Salah satunya Hidrotani Sejahtera ini yang mengembangkan hidroponik,” kata DM Hukum dan Humas PT PLN Kitsbu Chandra Sinulingga didampingi Staf CSR Waldi Gunawan, (12/5/2018).

Chandra mengatakan, sebenarnya banyak program CSR lainnya, salah satunya hidroponik. Kenapa hidroponik yang dibantu? salah satu yang menarik dari hidroponik ini adalah lahan di Sumatera terbatas dan banyak kawasan industri.

“Tidak semua warga punya lahan yang luas. Buat hidroponik ini juga sangat simple dan sederhana, dalam mengelolanya. Hasilnya untuk peningkatan prekonomian masyarakat juga khususnya prasejahtera. Karena CSR kita bukan sebatas sumbangan sosial saja,” ujar Chandra.

Menurutnya, tidak berhenti di hilir saja tapi sampai ke hulunya. Ke pemasarannya juga akan diedukasi dan diarahkan. Pemasaran juga akan terus diawasi dan dibantu dengan tujuan peningkatan prekonomian masyarakat prasejahtera.

“Salah satu edukasi pelatihan ini juga kepada masyarakat prasejahtera itu. Karena dari mengelola hidroponik ini, nantinya sayuran itu bisa dijual kembali dan mendapatkan rupiah. Apalagi cara menanamnya juga tidak repot cukup menggunakan air saja tanpa tanah dan pupuk,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Poktan Hidrotani Sejahtera Masdoni menjelaskan ide awal mengelola ini adalah lahan perkotaan di kota yang terbatas. Apalagi, tidak perlu media tanah, cukup dengan air yang mengalir tidak perlu dipupuk ataupun pestisida.

“Sayuran juga bisa langsung dikonsumsi. Kalau bisa konvensional itu memang bagus karena pestisida, tapi tidak bagus untuk kesehatan. Memang harga jual agak mahal dari sayuran yang ditanam konvensional itu. Pasarnya bisa buat kalangan menengah bawah. Tapi saya optimis ini berkembang,” jelasnya.

Masdoni pun menilai harga jual sayuran hidroponik ini tidak terlalu mahal dan masih cukup terjangkau. Jika ingin hidup sehat, maka dapat mengkonsumsi hidroponik ini dengan garansi jaminan bebas pestisida dan pupuk.

Untuk sayuran yang sudah berhasil ditanam dengan sistem hidroponik ini antara lain Pakjoy (sawi botol), kailan, samhongking, selada, sawi putih, naibai, kangkung serta kale. Untuk membuat hidroponik juga medianya hanya pipa paralon.

Bagaimana dengan tanaman jenis lain, seperti umbi? “Kalau ubi sudah pernah dicoba oleh teman, tapi ubi rambat. Kalau akar tunggal saya jamin bisa pakai hidroponik. Seperti pohon anggur juga bisa karena merambat keatas,” ungkapnya.

Masdoni mengaku hingga kini produksi hidroponik yang masih belum dapat jaminan pasar, karena saat ini masih merambah pasar moderen. Hidroponik sudah masuk ke Berastagi Supermarket.

“Rencana memang ada. Nanti mau buat toko sayuran sendiri yang menjual khusus sayuran hidroponik ini. Apalagi, memang secara online saat ini juga akan kami telusuri untuk pasar potensialnya,” tegasnya. [rel/OB1]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *