Utang Menumpuk | Musisi Anggap Kepemimpinan Gubernur Sumut Gagal

Kondisi kas Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) yang kosong menyebabkan tak mampu membayar sejumlah proyek bernilai triliunan lebih plus hutang-hutang lainnya, seperti Bantuan Daerah Bawah (BDB).

Kondisi ini membuat membuat sejumlah pihak gerah atas kepemimpinan Gatot Pujo Nugroho sebagai Gubernur Sumut yang dianggap tidak mampu mengatasi krisis keuangan Pemprov.

Bacaan Lainnya

Gabungan pekerja seni dan musisi Sumatera Utara yang bernaung di wadah RUMAH KITA mengambil langkah positif ‘Ngamen’ didepan kantor Kejaksaan Tinggi Sumut (Kejatisu) dan DPRD Sumut, Senin (9/3/2015), yang berlangsung siang hingga sore hari guna mengumpulkan koin untuk mengisi kas Pemprovsu yang kosong.

Disela ngamen, Ketua Umum RUMAH KITA, Iskandar Zulkarnain Sembiring didampingi Sekertaris Ayub Dimitri menuturkan, pihaknya sangat prihatin dan menganggap ini merupakan persoalan besar yang tengah dihadapi rakyat Sumatera Utara.

Dalam sikap ini di Kejatisu dipaparkan jelas bahwa Gubernur Gatot Pujonugroho dianggap gagal total dalam membangun Sumatera Utara.

“Indikasi kuat tersebut kami utarakan karena sampai hari ini Pemprovsu tidak mampu memberikan pemaparan jelas terkait kondisi keuangan yang kosong,” ucap Is Kordek sapaan akrab Iskandar Zulkarnain Sembiring.

Belum lagi munculnya indikasi kosongnya uang di kas Pemprovsu karena penggunaan uang yang tidak dapat dipertanggungjawabkan segelintir oknum untuk memperkaya diri sendiri.

Ditambah lagi temuan penahanan uang oleh Pemprovsu menyangkut DBD selama empat tahun yang dikeluarkan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) sebedar Rp 1,9 triliun yang bersumber dari Pajak Daerah Provinsi membuat rakyat bertanya-tanya adanya permainan ‘kotor’ dari orang nomor satu di Sumut dalam melakukan penditribusian anggaran ke tiap Kab/Kota.

Tidak sampai disitu, kata Is Kordek, praktek percaloan yang menerpa BUMD seperti PDAM Tirtanadi terkait proses pemilihan calon direksi membuat cukup menyakitkan kita dianggap patut diwaspadai semua pihak.

Makanya dalam proses pemilihan calon direksi Gubsu diminta transparan dan idak melakukan praktek percaloan.

PDAM Tirtanadi kedepan harus dipimpin jajaran direksi yang profesional dan memiliki kredibilitas agar BUMD tersebut dapat meningkatkan kinerja dan pelayanan pada public dapat menghasilkan PAD yang besar.

Dipaparkan musisi senior asal Kota Medan ini, pihaknya juga turut menyoroti kinerja Kejatisu yang belum professional. Karena banyaknya kasus korupsi yang ditanagi belum transparan.

“Saat ini Kejatisu terkesan memendam beberapa kasus korupsi dan kami mempertanyakan kinerja Korps Adhyaksa dalam menguak setiap kasus yang ditangani,” ucap Is.

Belum lagi panjangnya daftar kasus dugaan korupsi yang diduga mandek di Kejatisu, dinilai sebagai satu permainan oknum tertentu yang membuat masyarakat Sumut mempertanyakan kedewasaan kepala Kejatisu dalam membuka tabir setiap kasus.

Makanya sebagai wadah yang cukup peka terhadap pembangunan di Sumut, RUMAH KITA sangat menyoroti tajam kinerja Gubsu Gatot Pujo Nugroho dan jajaranya yang dianggap terlalu sepele dalam mengambil setiap kebijakan.

Dikatakan Is lagi, 7 poin pernyataan RUMAH KITA digariskan dengan jelas, bahwa tujuan pihaknya turun ke jalan semata mata murni untuk membantu mengisi kas yang kosong dan meminta Gubsu melakukan cross chek terhadap kinerjanya pasca menggantikan H Syamsul Arifin selaku orang nomor satu.

Selain itu, Gatot juga harus membuka pada public prihal dana bagi hasil yang diindikasi diendapkan dan diduga dijasikan praktek pencucian uang.Dalam melakukan intervensi maupun memasukkan titipan bangsa lain.

Tidak hanya itu, RUMAH KITA juga meminta Komisi Pemberantasan Komisi (KPK) turun ke Kota Medan guna menindaklanjuti banyaknya aduan elemen masyarakat terkait korupsi yang dilakukan Gatot Pujonugroho selama menjabat Gubsu.

Iskandar Zulkarnain mengharapkan, Kejatisu koperatif dalam menjalankan amanah penegakan hukum dan undang-undang terkait tindak pidana korupsi dan jangan menjadikan pejabat yang terlapor sebagai ‘ATM’ berjalan karena itu dianggap bertentangan dengan amanah rakyat dan Presiden Republik Indonesia mengenai pemberantasan korupsi.

Sementara Ayub Dimitri menambahkan, selama melakukan ‘ngamen’ pihaknya mendapat respon positif dari masyarakat yang melintas di sepanjang jalan.

Sejumlah tembang handal milik Grup Band God Bless (Gong 2000) dan Iwan Flas dibawakan dengan apik oleh gabungan musisi RUMAH KITA. (OB1)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Gatot=gagal total… Koruptor kelas wahid yg merusakkan sendi2 kehidupan masyarakat Sumut. Praktek percaloan di seluruh BUMD sumut dgn tarif gila2an. Saatnya DPRD, Kajati dan KPK bertindak, sebelum Sumut terpuruk.