MEDAN | Universitas Sumatera Utara (USU) mempersilahkan kepada pihak kepolisian untuk menangkap mahasiswanya yang melakukan aksi unjukrasa menolak wacana kenaikan harga BBM secara anarkis.
“Kita persilahkan kepada polisi menangkap mahasiswa kita yang anarkis. Jika perlu, polisi dapat mengetes urine mahasiswa yang ditangkap tersebut. Jika terbukti menggunakan narkoba, maka akan kami pecat,” kata Pembantu Rektor III USU, Raja Bongsu Hutagalung, Jumat (14/11/2014).
Ia juga menyesalkan, aksi anarkis mahasiswa USU yang terlibat bentrok dengan masyarakat. “Sangat kita disayangkan aksi itu. Tidak seharusnya kaum intelektual berperilaku seperti itu,” ungkapnya.
Menurutnya, pascabentrokan aktivitas di kampus USU sudah kembali normal. Ia juga menyampaikan permintaan maaf ke masyarakat atas perilaku anak didiknya. “Kondisi USU sekarang sudah tenang. Saya minta maaf sebesar-besarnya kepada warga,” katanya.
Ia mengaku, pihaknya juga prihatin terhadap insiden tawuran antara Fakultas Hukum dengan Fakultas Teknis USU yang terjadi 12 November lalu, yang menyebabkan seorang wartawan menjadi korban pemukulan mahasiswa.
”Pemikiran mahasiswa bermacam-macam, mungkin seorang wartawan yang mendapatkan perlakukan kekerasan tersebut dianggap intel sama mahasiswa, ataupun di kira sesama mahasiswa. Jadi sebenarnya peristiwa tersebut terjadi secara spontan bukan kesengajaan, salah paham saja,” katanya
Dia mengaku, peristiwa pemukulan itu dapat dicegah oleh Satpam kampus yang sedang meredam aksi tahuran tersebut. Namun, dia belum mengetahui kelompok massa yang melakukan permukulan itu.
”Semua yang berada di lokasi masih terkesan panik dan berusaha meredam. Tapi sebenarnya masing-masing fakultas sudah ada tim dispilin yang harus menindak mahasiswa yang melakukan tahuran itu. Namun, saya berharap penyelesaian kasus ini dapat dilakukan secara persuasif. Sehingga tidak memancing mahasiswa lainnya,” ujarnya. (OB1)