Realisasi pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung yang terletak di Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih di ujung tanduk. Padahal, wacana pengerjaan proyek Pelindo I ini dijadwalkan pada Februari 2015. Pelabuhan Kuala Tanjung diharapkan menjadi pelabuhan pendukung tol laut program pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Menurut Direktur Pemasaran dan Pengembangan Pelindo I, Iman Ahmad Sulaiman, pihaknya bersama pemerintah sedang melakukan ‘lobby-lobby’ terkait realisasi pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung. “Kini sedang tahap pembahasan biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan tahap pertama. Diperkirakan menelan biaya ratusan triliun rupiah. Dana tersebut tidak bersumber dari APBN melainkan dari internal Pelindo,” ujar Iman sebagai narasumber dalam Ujian Calon Anggota Muda dan Anggota Biasa PWI Sumatera Utara, Selasa (23/12/2014).
Disebutkan Iman, selain anggaran internal Pelindo I sendiri, juga bersumber pada pinjaman dari bank nasional. “Investasi pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung cukup besar. Maka kita menggandeng pihak ketiga yakni pinjaman perbankan sebagai pendana pembangunan,” ucapnya.
Iman menambahkan, bisnis Pelindo I saat ini tersebar di 4 daerah, yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau. Ada tiga fokus bisnis yang digarap Pelindo, diantaranya Terminal Operator; Marine Service; dan Logistic Service.
Dipaparkan Iman, potensi pengembangan pelabuhan di Indonesia terbuka luas. Namun, dalam realiasasinya masih ditemukan kendala yang menghambat terlaksananya pembangunan pelabuhan tersebut. Seperti pada Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelindo I menemukan hambatan pada buruknya infrastruktur, sulitnya proses perizinan, isu otonomi daerah serta pembebasan lahan yang mempengaruhi pertumbuhan pelabuhan di dalam negeri.