Indonesia masih akan menghadapi beberapa tantangan eksternal. Misalnya kembalinya arus modal asing akibat tapering off yang dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat (AS).
Pengamat ekonomi Aviliani mengatakan, secara umum perekonomian global melambat kecuali Amerika yang mengalami pemulihan positif.
“Pembalikan modal asing akibat tapering off akan mengganggu likuiditas dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia,” ungkapnya di MNC Plaza, Senin (12/1/2015).
Dia melanjutkan, dengan terganggunya likuiditas, maka Rupiah tertekan, pasar saham dan keuangan berpotensi terkoreksi, serta suku bunga pasar yang ikut naik.
Selain itu, menyebutkan bahwa arus modal asing yang sebagian besar dalam bentuk investasi portofolio, bisa dengan mudahnya ditarik dan berpotensi menimbulkan guncangan kuat terhadap neraca pembayaran Indonesia.
“Emerging economies akan masih mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan negara maju, tetapi dengan tren yang lebih lambat, kemudian belum pulihnya uni Eropa setelah krisis 2008 dan diprediksi akan mengalami krisis lanjutan,” sebut dia.
Dia menjelaskan, tantangan lainnya adalah kontraksi ekonomi di Jepang yang secara tiba-tiba. “Perlambatan ekonomi akan mengurangi permintaan komoditas yang kemudian akan berdampak pada penurunan harga komoditas,” tandasnya. (okz/OB1)