MANAJEMEN LIKUIDITAS PERBANKAN SYARIAH

Catatan: Aswin Fahmi D

Likuiditas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi bank syariah untuk dikelola dengan baik dan benar karena akan berdampak pada profabilitas bank syariah yang berkesinambungan.

Likuiditas adalah kemampuan bank dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya kepada nasabah maupun kepada pihak lainnya. Peraturan Bank Indonesia sendiri telah mencerminkan dan menentapkan bahwa likuiditas merupakan salah satu dari delapan resiko yang harus dikelola oleh bank-bank syariah dengan terkonsep.

Kemampuan bank dalam menjual aset dalam waktu singkat dan tetap dengan kerugian yang paling minim atau kecil biasa disebut konsep likuiditas di dalam dunia bisnis.

Dalam artian secara luas likuiditas didefenisikan sebagai kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang normal.

Likuiditas sangat penting bagi bank untuk menjalankan transaksi berupa semacam dunia bisnis sehari-hari, untuk mengatasi kebutuhan yang mendesak, memuaskan permintaan nasabah akan pinjaman yang bersifat fleksibilitas dalam kegiatan investasi yang menarik dan menguntungkan.

Likuiditas yang tersedia harus cukup,tidak boleh terlalu kecil sehingga mengganggu operasional sehari-hari, dan tidak boleh juga terlalu besar akan berakibat menurunkan efiseinsi dan berdampak akan menurunnya tingkat profitabilitas.



Akan tetapi pengertian dari likuiditas dalam dunia perbankan lebih kompleks dari pada dunia bisnis pada umumnya,misalkan dapat dilihat dari sudut aktiva. Likuiditas yaitu adalah kemampuan bank untuk mengubah semua atau seluruh aset menjadi bentuk tunai, sedangakan dari bentuk passiva likiuditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi keperluan dana melalui peningkatan portofolio liabilitasnya.

Manajemen likuiditas secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu yang pertama kebutuhan dana harus di perkirakan baik yang berasal dari penghimpunan dana dan untuk penyaluran dana nya serta berbagai komitmen pembiayaan.

Yang kedua, dari manajemen likuiditasnya merupakan bagaimana bank itu sendiri bisa memenuhi kebutuhan likuiditasnya maka dari itu bank harus mampu mengidentifikasikan maupun meneliti karakteristik dari produknya. Baik dari sisi aktiva maupun dari sisi passiva serta beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Menurut buku manajemen dana bank syariah yang ditulis oleh Muhamad kelebihan dan kekurangan likuiditas sama-sama memiliki dampak kepada bank. Jika bank terlalu konservatif mengelola likuiditas dalam pengertian terlalu besar memelihara likuiditas akan mengakibatkan profitabilitas bank menjadi rendah walaupun dari sisi liquidity shortage risk akan aman.

Sebaliknya jika bank menganut pengelolaan likuiditas yang agresif maka cenderung akan dekat dengan liquidity shortage risk akan tetatp memiliki kesempatan untuk memperoleh profit yang tinggi. Shortage liquidity risk akan menyebabkan dampak serius terhadap business contuinity dan business sustainability.

Secara garis besar kondisi likuditas bank syariah dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar kontrol yang tidak dapat dikendalikan oleh bank syariah, sedangkan faktor dari internal merupakan faktor yang bisa dikendalikan.

Faktor eksternal antara lain seperti kondisi ekonomi dan moneter, kondisi pasar uang, karakteristik deposan peraturan dan lain-lain. Sedangkan faktor internal sangat tergantung pada manajemen mengatur setiap instrumen likuiditas bank syariah itu sendiri. Contohnya saja adalah pemilihan strategi penerapan aset dan liabilitas manajemen.

Jadi likuiditas merupakan hal yang sangat penting dalam bisnis perbankan. Karena likuiditas menyangkut kesehatan bank serta likuiditas berkaitan dengan masalah kepercayaan masyarakat untuk menanamkan atau menyimpan dananya di bank itu sendiri. Maka dari itu bank syariah mengkonsep sedemikian rupa manaajemennya dengan baik dan teratur secara syariah islam agar likuiditas bank-bank syariah tetap terjaga. ***

(Penulis adalah Mahasiswa UMSU jurusan Perbankan Syariah)