Sebagai perusahaan kelapa sawit nasional yang berkomitmen dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan juga turut berkontribusi dalam program pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik energi nasional, Asian Agri berencana membangun 20 Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTB) hingga tahun 2020.
Di sela buka puasa bersama dengan media Medan, General Manager Freddy Widjaya menyatakan, pembangunan 20 PLTB tersebut bertujuan untuk mengolah limbah cair sawit menjadi Green Energi, yakni listrik yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik baik operasional perusahaan maupun masyarakat.
Turut hadir dalam buka puasa bersama tersebut, Kamis (25/6/2015), Managemen Asian Agri, diantaranya Hadi Susanto, Simion Tariga, Sahat Sibue, M Limbong, Supriadi, Muliadi Yakub, Lidya Veronika Ginting, Laksamana Adiyaksa (Sekjen APINDO Sumut), Ketua PWI Sumut Muhammad Syaril serta pengurus PWI Sumut dan para pimpinan media maupun awak media, yang berlangsung di Uniland Plaza Medan.
Menurut Freddy, limbah cair tersebut hanya dimanfaatkan untuk land aplication yang berfungsi sebagai pupuk bagi tanaman sawit. Dengan adanya teknologi terbarukan ini, maka terbuka peluang untuk memperoleh manfaat lebih dari POME.
Pembangunan 20 PLTB ini sejalan dengam rencana Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang akan mengeluarkan kebijakan mengenai keharusan pengolahan limbah cair sawit menjadi listrik.
Dalam kesempatan yang sama, Head Mill Optimazation Services, Sahat Sibuea menambahkan, masing-masing PLTB tersebut mampu menghasilkan power 2 Megawatt dan menggunakan teknologi dari Jepang dengan menggunakan digester tank. Teknologi ini juga dinilai lebih unggul, karena prosesnya menggunakan ‘an aerobic membarne tank’ yang mempercepat dan memaksimalkan proses pembentukan gas metana.
“Jika kita asumsikan setiap rumah tangga menggunakan 900 watt, maka PLTB ini dapat menerangi lebih daro 2.000 rumah. PLTB ini juga bersifat ‘Green Energy’ karena gas metana yang terkandung di dalam limbah cair akan ditangkap untuk diolah selanjutnya menjadi listrik, sehingga tidak ada lagi kandungan gas metana di dalam limbah cair tersebut,” kata Sahat.
Sebagai anggota Roundtable on Sustanable Palm Oil (RSPO), Asian Agri senantiasa berkomitmen menjalankan usaha perkebunan berkelanjutan. Dari segi lingkungan, PLTB ini sangat ramah lingkungan dan energi yang dihasilkan yakni listrik juga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Selain mengurangi emisi gas metana ke atmosfir, limbah sisa proses produksi tersebut masih dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Hal ini berarti juga mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Saat ini, Asian Agri telah membangun 5 dari 20 unit PLTB yang dicanangkan selesai pada tahun 2020. 2 unit PLTB di Sumut, 2 unit di Riau dan 1 unit di Jambi.
Sementara itu, Ketua PWI Sumut, Muhammad Syahril mengapresiasikan inovasi Asian Agri yang selangkah lebih maju dibandingkan dengan perusahaan kelapa sawit lainnya. “Saya baru dengar ini bahwa Asian Agri mampu mengelola limbah cair dari kelapa sawit menjadi sumber energi terbarukan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat banyak,” ujarnya.
Keberhasilan Asian Agri diharapkan lebih dikenalkan lagi ke masyarakat, melalui media. “PWI yang didalamnya merupakan insan pers siap mensosialisasikan inovasi terbaru dari Asian Agri. Diharapkan, Asian Agri dapat melibatkan insan pers agar mengetahui manfaat dari PLTB yang telah dikelola Asian Agri,” ujarnya. (OB1)