Maraknya peristiwa kecelakaan yang dialami industri penerbangan tanah air membuat transportasi kendaraan udara dipertanyakan kembali. Peristiwa terkini dengan jatuhnya pesawat Hercules menjadi catatan buruk penerbangan tanah air.
Koordinator Geram BUMN, Andianto mengatakan, Indonesia menjadi darurat penerbangan, jika peristiwa ini didiamkan, rentetan musibah jatuhnya pesawat tak lepas dari lemahnya kemampuan yang memadai serta sarana dan prasarana yang memang menjadi sebuah kebutuhan bagi penerbangan di tanah air.
Sebut saja kebutuhan listrik bandara yang Soekarno Hatta yang hingga kini belum pernah melakukan penambahan daya, lanjut dia proyek PKJL tersebut terindikasi tak sesuai standarisasi internasional tentang kelaikan listrik bandara, mengingat adanya dugaan manipulasi, seperti menghilangkan salah satu kompenen pekerjaan.
“Akibatnya, blackout listrik bandara bisa berdampak pada aliran listrik putus total dan kebakaran. Kemudian, hubungan antara pihak bandara dan pesawat yang akan mendarat dan akan terbang terputus,” ujarnya di Jakarta, (2/7/2015).
Jika dibuatkan, kata dia, akan mengancam keselamatan penerbangan, terutama nyawa penumpang karena antara pesawat satu dan lainnya bisa saling bertabrakan dan hangus terbakar.
“Itu lebih parah dari kejadian kecelakaan Hercules di Medan belum lama ini, karena korban nyawa yang cukup besar bisa terjadi sewaktu-waktu di Bandara Soetta,” tegasnya.
Kemudian, sambung Andianto mengingatkan, izin penerbangan internasional Bandara Soetta bisa dicabut. Sehingga, penerbangan bandara di Indonesia hanya bisa melayani rute domestik saja. “Tidak bisa melakukan penerbangan internasional atau keluar negeri,” kata dia. (inl/OB1)