BANK Indonesia (BI) menyebutkan, perekonomian di Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau lesu sejak empat tahun terakhir ini (2011).
“Pelemahan ekonomi terjadi sejak 2011, akibat melemahnya sektor pengolahan,” kata Kepala Bank Indonesia Kepri Gusti Raizal Eka Putra di Batam, (8/10/2015).
Menurut Gusti, industri pengolahan memegang peranan besar dalam perekonomian Batam. Ketika industri ini mengalami batuk-batuk maka dampaknya kepada perekonomian daerah. Pelemahan industri pengolahan dipengaruhi lesunya perekonomian global.
Selain itu, kata Gusti, industri galangan kapal di Batam mengalami tekanan luar biasa akibat pelarangan ekspor mineral dan batubara mentah. Sebelum UU Minerba berlaku, industri galangan kapal maju pesat. Banyak pesanan kapal dan tagboat untuk membawa mineral dan batubara ke luar negeri.
“Dalam dua tahun terakhir order kapal menurun sejalan dengan UU minerba, peraturan itu cukup banyak berpengaruh industri,” papar Gusti.
Gusti menambahkan, pertumbuhan ekonomi di Batam sebesar 6,6% per tahun atau di atas pertumbuhan nasional sebesar 5,8%. Untuk regional Sumatera, Kepri termasuk provinsi kelas menengah, dengan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) terbesar kelima. (inl/OB1)