EKSPORTIR furniture mengharapkan adanya kepastian stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar US. Tujuannya, agar suplayer tidak menekan eksportir dalam negeri.
Menurut Executive Director Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), Lisman Sumardjani, data ekspor furniture hingga saat ini mencapai US$1,8 miliar dengan target lima tahun mendatang US$5 miliar.
Ia mengatakan, sewaktu rupiah tembus di atas Rp14 ribu, buyer mengetahui harga dolar di Indonesia tinggi, sehingga menekan harga. “Kita waktu dolar menguat belum tentu untung, malahan suplayer neken,” katanya, di Jakarta, Senin (12/10/2015).
Sekarang, rupiah mulai menguat terhadap dolar AS. Ia menilai, tidak berdampak yang berlebihan terhadap kualitas ekspor.
Malahan yang pasti, kestabilan nilai tukar merupakan kunci eksportir bisa tenang. “Saat ini yang lebih penting itu kepastian nilai tukar, ” katanya. (inl/OB1)