POLITEKNIK Teknologi Kimia Industri (PTKI) telah menelurkan ribuan alumni yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Banyak perusahaan industri sudah menerima tamatannya untuk dipekerjakan.
Pembantu Rektor (Purek) III, Ir Adil Barus mengakui, sejak berdirinya kampus PTKI di Kota Medan, Sumut tahun 1983, sebanyak 6.000 alumni berskill teknik kimia, teknik mesin dan agribisnis telah berkecimpung bekerja di dunia industri, baik pulp, oleo maupun petro.
Dulunya PTKI, singkatan dari Pendidikan Teknik Kimia Industri. Seiring dengan perubahan perundang-undangan, kini PTKI telah berubah status menjadi Politeknik Teknologi Kimia Industri dengan tiga program studi, yakni Teknik Kimia, Teknik Mekanika dan Agribisnis Kepala Sawit dengan status jenjang pendidikan Diploma III (DIII). “Hingga saat ini, PTKI memiliki 1.200 mahasiswa,” ujarnya, Selasa (17/11/2015).
Adil Barus mengklaim, bahwa PTKI adalah satu-satunya Perguruan Tinggi (PT) yang memiliki dua pabrik sekaligus di dalam kampus, sebagai objek pembelajaran bagi mahasiswa. “Untuk mendorong agar mahasiswa mengetahui mekanisme pengelolaan kelapa sawit, maka kita siapkan pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas 1 ton/jam,” ujarnya di kampus PTKI Jalan Menteng Raya.
Dihadirkan sarana dan fasilitas alat berat sebagai penunjang pembelajaran bagi mahasiswa, agar memahami dan mengetahui bagaimana cara kerja maupun operasional dari mesin tersebut. “Jika suatu saat mahasiswa PTKI diletakan praktek apalagi diterima bekerja di perusahaan industri, maka akan dapat mudah beradaptasi dalam menghadapi cara kerja dan berbagai permasalahan yang ada,” ujarnya.
Disinggung wartawan, perusahaan industri apa saja yang menerima alumni PTKI untuk bekerja, Adil Barus mengungkapkan, salah satunya PT Toba Pulp Lestari (Toba Pulp), Tbk. History-nya, sejak tahun 1986 alumni PTKI telah diterima bekerja di Toba Pulp (sebelumnya bernama Indo Rayon).
Purek III PTKI ini menambahkan, hingga kini alumni PTKI masih ada yang bekerja di Toba Pulp. “Bukan hanya bekerja, mahasiswa PTKI juga ada yang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Toba Pulp,” ujarnya.
Adil Barus menyebutkan, baru-baru ini di Kota Batam dalam pertemuan dengan pelaku usaha industri yang difasilitasi Departemen Perindustrian, PTKI dan Toba Pulp menjalin sinergitas. “Toba Pulp sangat terbuka bagi perguruan tinggi yang ingin ‘menitipkan’ mahasiswanya untuk melakukan praktek kerja lapangan (PKL). Dan PTKI bersama Toba Pulp pada November ini melakukan kerjasama. Salah satunya adalah penerimaan PKL bagi mahasiswa PTKI,” ujarnya.
Dalam mekanismenya, PTKI akan mengirimkan mahasiswa ke Toba Pulp untuk melakukan praktek kerja maksimal tiga bulan. “Dalam kerjasama yang berjalan empat tahun ke depan, merupakan peluang bagi mahasiswa PTKI untuk memperdalam ilmu teknik kimia dan mesin yang dimiliki dibangku perkuliahan. Bisa saja, dalam hal ini mahasiswa yang layak menurut Toba Pulp akan diperkerjakan. Inikan peluang besar bagi mahasiswa,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur PT Toba Pulp Lestari (Toba Pulp), Tbk, Leo Hutabarat mengakui, banyak alumni PTKI yang bergabung bekerja di perusahaan pulp berpusat operasi Porsea. “Saat ini, ada sekitar 52 pekerja Toba Pulp merupakan lulusan dari PTKI. Rata-rata yang diterima tamatan Fakultas Teknik Kimia dan Fakultas Teknik Mekanika,” ujarnya.
Menyikapi kerjasama dengan PTKI, Toba Pulp selalu terbuka bagi perguruan tinggi sebagai objek tempat praktek kerja lapangan bagi mahasiswanya. “Sinergi ini diharapkan dapat menjadi terobosan baru bagi Toba Pulp dalam mendukung kemajuan dunia pendidikan di tanah air. Apalagi, PTKI adalah salah satu perguruan tinggi yang menelurkan bibit-bibit tenaga pekerja yang ahli di bidang kimia dan teknik mesin,” katanya. (OB1)