Keunggulan Sumut di Mata Menteri Perekonomian Darmin Nasution

PROVINSI Sumatera Utara (Sumut) memiliki aset yang luar biasa. Bahkan berbagai sumber daya dan kekayaan alam yang dimiliki Sumut bernilai berskala dunia. Dengan segala sumber daya itu, Sumut berpotensi menjadi menjadi pemain ekonomi dunia. Sumut juga sangat kaya dengan sumberdaya air.

Bacaan Lainnya

Seperti Danau Toba misalnya, merupakan danau terbesar di Asia, memiliki sumberdaya air berkelanjutan yang mencapai 3,5 milyar meter kubik setiap tahunnya.

Ungkap Menteri Perekonomian Darmin Nasution saat meresmikan beroperasinya Pabrik PT Unilever Oleochemical Indonesia (UOI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Simalungun, Kamis (26/11/2015).



Hadir dalam peresmian tersebut Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumut Ir H Tengku Erry Nuradi MSi, Ketua TP PKK Sumut Evi Diana Erry, Duta Besar Belanda, Mr Rob Swartbol, Presdir Unilever Herman Daksi, Sesmenko Perekonomian Lukita Dinarsyah Tuwo, Deputi Bid Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wil Kemenko Perekonomian Luky Eko Wiryanto, Deputi Bidang Energi Logistik Area Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah, Dirjen Pengembangan Perwil Industri Kemenperin Imam Haryono, Sekretariat Dewan Nasional KEK Enoh Suharno Pranoto, Plh Bupati Simalungun Gideon Purba, Wabup Batubara H Raden Mas Harry Nugroho dan undangan lainnya.

Darmin mengatakan, aliran Sungai Asahan berpeluang membangun pembangkit listrik hingga 1,100 Megawatt. Sementara hingga saat ini kita baru memanfaatkan sekitar 700 Megawatt.

Di sekitar kawasan Sei Mangkei, di pesisir Pantai Timur Sumatera Utara juga ada 6 wilayah sungai, termasuk Sei Bah Bolon yang menjadi sumber daya penting bagi keberlanjutan KEK Sei Mangkei, Kuala Tanjung dan aktivitas sosial-ekonomi lain.


“Keunggulan lain Sumut adalah posisi geo-ekonominya yang sangat strategis terhadap Selat Malaka yang merupakan jalur lalu lintas perdagangan tersibuk dunia. KEK Sei Mangkei memiliki akses ke Selat Malaka yang juga akan terkoneksi langsung dengan Pelabuhan Kuala Tanjung, Batubara,” jelas mantan Gubernur Bank Indonesia.

Setiap tahun, tidak kurang dari 120 ribu lalu lintas kapal melalui Selat Malaka yang mengangkut 45-50 persen perdagangan dunia. Artinya setiap hari lebih dari 300 kapal melalui jalur ini. Kapal-kapal tersebut mengangkut berbagai barang melayani perdagangan ke Asia Timur (China, Jepang, Korea), ke Asia Selatan (India, Pakistan), ke Timur Tengah-Afrika dan ke Eropa.

Darmin Nasution menegaskan, bangsa Indonesia telah berketetapan untuk memanfaatkan keunggulan geostrategis ini sebagai bagian konektivitas logistik nasional, membangun daya saing, dan mengurangi ketergantungan pelayanan jasa logistik kita terhadap jasa yang diberikan negara tetangga.


Ketergantungan terus menerus ini telah mengurangi daya saing ekonomi dan melemahkan kemandirian ekonomi bangsa selama puluhan tahun. Diperkirakan setiap tahunnya kita mengeluarkan 5-6 persen (US$ 14 miliar pada 2010) dari nilai ekspor kita untuk membayar jasa kepelabuhanan (port services) dan angkutan laut (feeder shipping) asing. Ini akibat kondisi 25 pelabuhan utama nasional mempunyai keterbatasan kedalaman, sempitnya alur pelabuhan, sehingga hanya mampu melayani bongkar muat kapal bertonase kecil.

“Karena itu pembangunan Terminal Multi Purpose Kuala Tanjung oleh PT Pelindo I memiliki arti penting terhadap pengembangan KEK Sei Mangkei. Pelabuhan Kuala Tanjung harus didorong menjadi pelabuhan hub internasional. Peletakan batu pertama pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung ini dilakukan Presiden Joko Widodo pada Januari 2015,” papar Darmin.

Menko Perekonomian Darmin Nasution juga menyebut keunggulan Sumut yang lain yakni Bandara Internasional Kualanamu yang telah menjadi hub internasional Indonesia di kawasan Barat. Bandara ini berkembang pesat dan saat ini telah melayani lebih dari 8 juta penumpang per tahun. Bandara ini juga menjadi bandara pertama di Indonesia yang terintegrasi dengan moda transportasi kereta api.


“Melalui hadirnya Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bandara Kualanamu, berbagai kegiatan ekonomi yang kita miliki, khususnya yang ada di Sumatera Utara akan memiliki akses pada sistem logistik nasional dan global. Saat ini pemerintah tengah membangun akses jalan, jalur kereta api, sarana pelabuhan, pasokan listrik, gas dan air bersih yang terintegrasi di wilayah ini,” jelas Darmin.

Darmin juga mengatakan, Kementerian Perindustrian juga membangun dan mengembangkan Pusat Inovasi Kelapa Sawit, dan penyediaan infrastruktur dalam kawasan yang meliputi pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan jaringan jalur kereta api Sumatera Utara, pembangunan dry port untuk memperlancar kegiatan ekspor dan impor, penyediaan tangki timbun, serta pembangunan jalan poros dalam kawasan yang semuanya ditargetkan selesai pada akhir 2015. (OB1)


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *