INDUSTRI asuransi jiwa di tanah air tetap bisa bertahan di tengah gonjang-ganjing perekonomian baik global maupun domestik.
“Ketahanan industri asuransi jiwa di tengah dinamika pasar, terbukti bisa bertahan. Total premi yang berhasil diraih mencapai Rp 100 triliun, di mana kontribusi utamanya dari pertumbuhan premi bisnis baru,” ungkap Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim di Jakarta, (14/12/2015).
Meski begitu, lanjut Hendrisman, bukan berarti tak ada kendala yang dihadapi pelaku industri asuransi jiwa. Semisal terjadinya penurunan atas hasil investasi. Lantaran, industri ingin main aman dengan menempatkan dananya di portofolio yang aman.
“Reksadana masih menjadi portofolio pilihan. Namun pada kuartal III-2015, tren investasi bergerak ke produk lain seperti deposito, dan properti yang juga tingkat risikonya rendah,” papar Hendrisman.
Sekedar informasi, pendapatan premi asuransi jiwa meningkat dari Rp 86,92 triliun menjadi Rp 100,80 triliun dalam setahun ini. Sementara, total pendapatan (income) melorot karena penurunan kinerja (pasar uang) sebesar 26,3%, menjadi Rp 89,10 triliun. Sementara income pada kuartal III-2014 mencapai Rp 120,86 triliun.
Adanya peningkatan dari total premi berasal dari kenaikan premi bisnis baru sebesar 16,7% dan total premi lanjutan 15%. Untuk hasil investasi menurun drastis dari Rp 30,21 triliun menjadi Rp 15,91 triliun dalam setahun ini. (inl/B)