ANALIS PT Samuel Sekuritas Indonesia, Akhmad Nurcahyadi mengatakan, industri properti telah mengalami percepatan pertumbuhan. Akan tetapi, kini tengah mengalami kelesuan seiring dengan kenaikan batasan Loan to Value (LTV) dan pelambatan aktivitas perekonomian.
Secara keseluruhan, dia memperkirakan, akan ada sebuah potensi perbaikan pertumbuhan tahun depan yang lebih baik dibandingkan tahun 2015 ini. Itupun, potensi pertumbuhan tidak se-massive saat siklus industri tengah mengalami masa boom, timpal dia.
Dia memberikan rekomendasi netral untuk sektor properti secara umum. “Sudut pandang kami lebih positif pada properti residensial dibandingkan dengan sub-sektor perkantoran dan kawasan industri. Ini lebih menitikberatkan pada potensi pertumbuhan yang lebih baik di tahun ini secara rata-rata,” ucapnya.
Artinya, tidak hanya dari sisi pertumbuhan residensial menengah dan besar. Begitu juga dengan sub sektor high rise apartemen dan pusat perbelanjaan.
Untuk lahan industrial dan high rise offices, melihat tantangan tahun 2016 yang tidak jauh berbeda dengan 2015. Itulah alasan mengapa kami berikan rekomendasi netral untuk saham-saham di sektor properti secara umum.
Akan tetapi, secara khusus, beberapa saham masuk dalam coverage dengan rekomendasi beli. Saham-saham dimaksud adalah PT Bumi Serpong Damai (BSDE) dengan target harga Rp1.950 dengan estimasi Price to Earnings Ratio (PER) 2016 di level 10,2 kali, estimasi Price to Book Value (PBV) 2016 di angka 1,6 kali.
Lalu, saham PT Summarecon Agung (SMRA) dengan target harga Rp1.750 dengan estimasi PER 2016 di angka 14,6 kali dan estimasi PBV 2,8 kali.
Sedangkan saham properti dengan rekomendasi hold adalah PT Alam Sutera Realty (ASRI) dengan target harga di Rp350 dengan estimasi PER 2016 di level 10,5 kali, estimasi PBV 2016 di level 0,9 kali dan saham PT Pakuwon Jati (PWON) yang targetnya di Rp465 dengan estimasi PER 2016 di angka 10,4 kali dan PBV estimasi 2016 di posisi 2,4 kali. (inl/OB2)
RumahCom Sebuah data menunjukkan bahwa perkembangan properti di Jakarta mengalami perlambatan pada quartal 1 tahun 2016. Segmentasi properti tersebut mencakup gedung perkantoran, residensial, ritel dan komersial.