PASAR saham menilai, ledakan yang terjadi di sekitar kawasan Gedung Sarinah Jakarta, (14/01/2016), dapat menjadi tantangan bagi pemerintah yang sedang membangun kepercayaan investor untuk berinvestasi di dalam negeri.
“Kejadian itu menjadi tantangan bagi pemerintah yang sedang membangun kepercayaan kepada investor untuk berinvestasi di dalam negeri,” ujar Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management Edward Lubis di Jakarta.
Situasi itu juga tentunya akan berdampak pada laju indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan situasi keamanan yang kurang kondusif dapat memicu aksi lepas saham.
“Pelaku pasar akan mencermati situasi selanjutnya, apakah kejadian ini berdampak pada fundamental ekonomi domestik, jika hanya bersifat insidental maka kemungkinan tidak ada masalah. Investor ingin investasi dengan kepastian bisnis yang aman,” jelas.
Lubis mengharapkan, pemerintah dapat menjaga kepercayaan investor agar investasi tetap mengalir masuk ke Indonesia sehingga program-program dalam rangka mendorong perekonomian dapat tetap berjalan salah satunya dengan pembangunan infrastruktur.
“Kalo bisa, kita buktikan bahwa Indonesia aman agar ada dana masuk ke Indonesia,” tegas dia.
Chief Economist and Director for Investor Relation PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat meyakini bahwa pengaruh ledakan bom dan baku tembak di kawasan Sarinah itu hanya berpengaruh sementara di pasar keuangan domestik.
“Ledakan bom hanya situasi sementara. Hanya reaksi spontan saja, tidak akan terlalu terpengaruh,” ungkap dia.
Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Samsul Hidayat mengharapkan, pelaku pasar tidak terlalu mengkhawatirkan hal yang terjadi di kawasan Sarinah, Jakarta.
“Kalau pun ada ‘shock’ itu sementara. Sudah ada penanganan dari pemerintah mengenai hal itu. Semoga kepercayaan investor ke depannya lebih baik,” imbuh dia. (inl/OB2)
