Pentingnya Visual Learning dalam Proses Belajar Mengajar

MELANJUTKAN komitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, PSF-School Development Outreach (PSF-SDO) menyelenggarakan Education Sharing Session (ESS) di Auditorium Kampus Sampoerna University, Jakarta.

ESS merupakan sebuah forum bagi tenaga pendidik untuk berkumpul, saling berbagi informasi dan berdiskusi guna meningkatkan kualitas belajar-mengajar bagi siswa/i mereka.

Bacaan Lainnya

Sejak diluncurkan pada Desember 2015, ESS selalu menghadirkan tema yang berbeda dan disesuaikan dengan perkembangan informasi pendidikan dan kebutuhan tenaga pendidik. Tema utama dalam diskusi hari ini adalah “Belajar untuk Belajar Kreatif”. Tema ini diangkat untuk memaksimalkan pola-pola pembelajaran kreatif bagi peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran visual atau gambar.

Penggunaan gambar diyakini merupakan sebuah bentuk penunjang proses kegiatan belajar yang kreatif. Menurut Social Science Research Network, manusia merupakan makhluk hidup visual yang mayoritas memproses informasi berdasarkan apa yang dilihat.

Dengan kata lain, 65% manusia mempelajari sesuatu secara visual. Hasil penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa otak memproses informasi visual 60.000 kali lebih cepat daripada sekedar teks, serta penggunaan alat peraga di dalam kelas mampu meningkatkan proses belajar-mengajar hingga 400%.

“Sebagai sebuah institusi bisnis sosial, kami yakin bahwa tenaga pendidik memainkan peran penting dalam menghasilkan generasi penerus bangsa berkaliber tinggi. Menggambar hendaknya tidak dipandang sebagai sebuah bentuk keterampilan saja, melainkan sebagai sebuah bentuk penunjang proses kegiatan belajar yang kreatif,” ujar Gusman Yahya selaku Head PSF-School Development Outreach dalam kata sambutannya di Education Sharing Session, dalam siaran persnya yang diterima, Selasa (16/2/2016).

“Kami merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi nyata terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Education Sharing Session kali ini merupakan wadah yang tepat bagi para tenaga pendidik di Jabodetabek untuk saling berbagi informasi agar mampu mengembangkan pola-pola pembelajaran kreatif di sekolah,” tambahnya.

Guna mempertajam tema yang sedang dibahas, acara diskusi yang diadakan setiap dua bulan sekali ini menghadirkan satu orang pembicara utama yang handal di bidangnya. Pembicara utama kali ini adalah Beng Rahadian, komikus koran nasional, editor komik, dan dosen seni di Institut Kesenian Jakarta.

Senada dengan penuturan Gusman Yahya, Beng Rahadian berujar, tenaga pendidik merupakan garda terdepan dalam menyajikan pola pembelajaran kreatif guna menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkaliber tinggi.

Terlebih, Indonesia telah memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada penghujung tahun 2015. Hal ini menuntut generasi penerus bangsa untuk mampu bersaing secara kreatif dengan negara-negara lainnya.

“Melihat sambutan positif dari berbagai elemen pendidikan dan manfaatnya bagi para peserta didik, kedepannya PSF-SDO akan menghadirkan beragam tema yang tak kalah menarik. Hal ini sejalan dengan komitmen kami dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” tutup Gusman Yahya. (rel/OB1)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *