OBROLANBISNIS.COM – Hari Air Sedunia (World Day for Water) diperingati sebagai momentum pentingnya ketersediaan air bersih dan penyadaran pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan.
Hari Air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret sebagai hasil Sidang Umum PBB ke 47 pada 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil.
Sebagai perusahaan penghasil bubur kertas yang berbasis Hutan Tanaman Industri (HTI), PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TobaPulp) senantiasa memelihara dengan baik kondisi sungai dan anak-anak sungai di konsesinya.
Upaya tersebut dilakukan dengan langkah pencegahan dari degradasi, memantau debit air, menjaga kualitas air termasuk biota air yang hidup di dalamnya.
Mengambil contoh di konsesi Aek Nauli, terdapat lima anak sungai yaitu Bah Parlianan, Bah Mabar, Bah Boluk, Bah Hapasuk, dan Aek Silau. HTI sektor Aek Nauli berada di wilayah Kabupaten Simalungun. Dalam bahasa setempat, ‘Bah’ berarti sungai.
Untuk memastikan anak-anak sungai tersebut terhindari dari degradasi akibat erosi, TobaPulp memastikan jarak penebangan di kiri-kanan badan anak sungai minimal 50 meter. Jarak tersebut sesuai dengan garis yang ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Manager Socap TobaPulp, Simon Sidabukke melalui Humas Dedy Armaya menyebutkan, dalam terminologi kehutanan, inilah yang diistilahkan dengan Sempadan Sungai.
“Agar proses penebangan tersebut tidak melampaui batas, maka dibuatlah signboard (papan pengumuman) berisi larangan melakukan penebangan di area terlarang, serta diinspeksi secara periodik,” tuturnya.
TobaPulp juga melakukan pemantauan terhadap perubahan air sungai dari aktivitas HTI dengan tiga cara yakni terhadap debit air di inlet dan outlet minimal sekali dalam sebulan, terhadap kualitas air dengan mengambil sample air setiap semester bekerjasama dengan Sucofindo, serta terhadap biota air sungai (bentos, plankton, nekton) sekali setahun.
Sempadan Sungai berfungsi sebagai kawasan lindung di konsesi bersama greenbelt dan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN). Khusus untuk sungai atau anak sungai, kawasan lindung dibuat dengan tujuan untuk menahan sedimentasi atau material lain dari areal penanaman agar tidak masuk ke badan sungai, sehingga profil sungai dan juga kualitas airnya tidak mengalami perubahan alias terjaga dengan baik.
“Karena sempadan-sungai pun sekaligus berfungsi sebagai habitat hidup satwa liar, maka area pemantauannya pun diplot satu jalur per anak sungai, dengan frekuensi pemantauan sedikitnya sekali dalam setahun,” imbuh Dedy.
Kemudian pada Juli 2013, TobaPulp memulai program pipanisasi air pegunungan dari salah satu titik di kaki pegunungan Bukit Barisan, Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten Toba Samosir untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi 50 Kepala Keluarga di daerah tersebut.
Lumban Rang adalah tujuan utama pipanisasi air tersebut. Sebelumnya, dalam suasana krisis-air, warganya terpaksa bersusah payah menampung air dari sebuah pancuran pinggir jalan lintas Sumatera dan kemudian memanggulnya hingga sejauh 1 km di jalanan yang berbukit-bukit. (OB1)