Selain untuk bersilaturahmi, mudik juga digunakan sebagai momen untuk menunjukkan sebuah eksistensi para pemudik kepada orang lain.
Dengan bertemu sanak keluarga, mereka bisa menunjukkan sampai sejauh mana hasil jerih payah mencapai taraf hidup di perantauan. Meskipun ajang ‘pamer’ ini cenderung berdampak negatif.
Para perantau rela menghamburkan tabungannya, jerih payahnya selama di rantau untuk menunjukkan ‘keberhasilan’ kepada keluarga dan tetangga di kampung halaman. Tak heran apabila toko ponsel dan diler motor atau mobil sangat laris menjelang Lebaran. (sumber inilah.com)