OBROLANBISNIS.com – Asosiasi Petani Swadaya Amanah yang berada di Kabupaten Ukui Provinsi Riau adalah salah satu petani perkebunan kelapa sawit binaan Asian Agri yang telah diakui di Indonesia.
Asosiasi Petani Swadaya Amanah telah berhasil memperoleh sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dari Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Perwakilan Asian Agri, Ir Supriadi mengungkapkan, saat ini Asosiasi Petani Swadaya Amanah beranggotakan 500 petani kelapa sawit di Riau, menjadi pertani swadaya pertama yang meraih ISPO di Indonesia.
“Prestasi ini merupakan hasil pendampingan petani yang merupakan proyek percontohan antara Kementerian Pertanian, United Nations Development Programme (UNDP) dengan menggandeng perusahaan perkebunan kelapa sawit Asian Agro,” kata Supriadi yang menjabat Direktur Utama PT Inti Indosawit Subur dalam acara buka puasa bersama dengan insan pers, Jumat (2/6/2017), di Medan.
Turut hadir Head Kemitraan Asian Agri Pangarepan Gurusinga, perwakilan managemen Asian Agri Hadi Susanto, Ariston, Humas Lidia Veronika Ginting, Ketua PWI Sumut Hermansyah, Komisioner KPID Sumut Muhammad Syahril, sejumlah pimpinan redaksi media cetak dan elekronik serta insan pers.
Menurut Supriadi, program petani swadaya yang sedang fokus dilakukan Asian Agri bagian program kemitraan, yang sejak tahun 2012 diluncurkan. “Hingga akhir tahun 2016, kemitraan Asian Agri dengan petani swadaya mencapai 24.500 jektar yang tersebar di Sumatera Utara, Riau dan Jambi,” ucapnya.
Di tahun 2017 ini, lanjut Supriadi, berbekal pengalaman program kemitraan plasma yang telah diaplikasikan sejak 1987, Asian Agri berusaha untuk menduplikasi pola kemi yang sama dengan mitra petani swadaya.
“Kami (Asian Agri) menargetkan program ‘One to One’, sehingga pada tahun 2018 mendatang, luas hektaran lahan kemitraan petani Asian Agri akan berjumlah 100.000 hektar dengan fokus perluasan di wilayah Sumatera Utara (Sumut), dengan tetap mengelola kebun inti seluas 100.000 hektar,” beber Supriadi.
Supriadi juga memaparkan program kerja perusahaan sepanjang tahun 2017, dalam menyikapi ancaman kebakaran lahan dan hutan (karlahut), Asian Agri lebih mengutamakan kepada pencegahan.
“Asian Agri telah melaksanakan program Desa Bebas Api, di mana setiap desa diharapkan mampu menjaga desanya bebas dari api,” ucapnya.
Program pencanangan Desa Bebas Api diikuti 9 desa pada tahun 2016. Tercatat ada 4 desa di Riau dan 1 desa di Jambi yang mendapatkan reward karena berhasil mencegah kebakaran lahan dan menjaga desanya. “Reward berupa dana pembinaan yang diberikan Asian Agri, dapat digunakan untuk meningkatkan prasarana/fasilitas umum desa. Adanya reward ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian warga untuk mencegah terjadinya kebakaran,” cetus Supriadi.
Sementara itu, Ketua PWI Sumut, Hermansyah mengapresiasi program pembinaan yang dilakukan Asian Agri. “Yang dilakukan Asian Agri merupakan bukti kepedulian dan kontribusi dalam pembangunan khususnya di Sumatera Utara,” katanya.
Menurutnya, sumbangsih dan kepedulian Asian Agri telah dirasakan masyakarat sekitar perusahaan maupun petani yang menjadi binaan. “Semua yang dilakukan Asian Agri untuk meningkatkan kesejahteraan,” tambahnya.
Salah seorang petani swadaya asal Asahan, Arafik mengakui, sejak menjadi petani binaan Asian Agri telah banyak merasakan manfaatnya. “Mulai dari pemahaman mengelola kebun sawit secara baik hingga meningkatkan produktivitas sawit dan penghasilan pendapatan,” ulasnya.
Arafik menambahkan, pihaknya mendorong petani-petani sawit untuk bergabung menjadi binaan Asian Agri, agar produktivitas kelapa sawit lebih meningkat. “Perusahaan untung, kami petani pun ikut untung,” cetusnya. (OB1)