Bank Mandiri Sumatera I Catatkan Pertumbuhan Kredit dan Penghimpunan Dana di Triwulan III 2017

OBROLANBISNIS.com – Bank Mandiri Region I/Sumatera 1 yang membawahi Propinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau terus meningkatkan peran sebagai agen pembangunan melalui penguatan fungsi intermediasi.

Hal itu direalisasikan melalui penyaluran kredit sebesar Rp 59,5 triliun pada triwulan III – 2017, meningkat sebesar 4,1 triliun atau 7,39% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 55,4 triliun.

Bacaan Lainnya

Pertumbuhan kredit juga didukung oleh kualitas kredit yang semakin baik baik terlihat dari rasio kredit bermasalah (NPL Gross) yang menurun dari 1,87 % pada bulan September 2016 menjadi 1,39 % pada bulan September 2017.

Regional CEO Bank Mandiri Sumatera 1, Parlindungan Hutahaean mengatakan, selain pertumbuhan kredit Bank Mandiri Region I/Sumatera 1 juga mencatat pertumbuhan penghimpunan dana dari Rp 50,9 triliun pada September 2016 menjadi Rp 59,4 triliun pada bulan September 2017 atau tumbuh 16,69%.

Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh kenaikan dana murah, yakni tabungan tumbuh 10,06 % dari Rp 23,7 triliun menjadi Rp 26,1 triliun pada bulan September 2017 serta giro dari 11,6 triliun menjadi 12,6 triliun pada bulan September 2017 atau tumbuh 9,09 % pada dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Parlindungan menambahkan, selain pertumbuhan kredit dan dana, Bank Mandiri Region I/Sumatera 1 juga mencatat pertumbuhan Fee Base Income dari Rp 707 milyar pada bulan September 2016 menjadi Rp 782 milyar pada bulan September 2017 atau tumbuh sebesar 10,60%.

Dengan pertumbuhan kredit, dana dan fee based income tersebut Bank Mandiri Region I/Sumatera 1 pada Triwulan III 2017 berhasil mencatat Contribution Margin sebelum CKPN sebesar Rp 2,46 triliun atau tumbuh 14,52% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 2,15 triliun.

Parlindungan Hutahaean mengungkapkan, secara nasional Bank Mandiri berhasil mempertahankan laju pertumbuhan kinerja hingga sembilan bulan pertama tahun ini.

Hal itu terlihat dari pertumbuhan kredit secara tahunan yang mencapai 9,8% pada akhir September 2017 menjadi Rp686,2 triliun. Atas agresifitas tersebut, perseroan berhasil mendongkrak nilai aset menjadi Rp1.078,7 triliun, naik 10,6% yoy.

Adapun, laba bersih yang dibukukan perseroan pada akhir September 2017 tercatat sebesar Rp15,07 triliun, tumbuh 25,4% dari periode yang sama tahun lalu.

Parlindungan Hutahaean mengatakan, keberhasilan perseroan menjaga tren positif ini didorong oleh komitmen kuat perseroan dalam mengoptimalisasi aset produktif perusahaan secara berkualitas serta mendorong kontribusi pendapatan yang bersumber dari jasa perbankan.

“Di tengah tren penurunan suku bunga perbankan sebagai respon atas kebijakan regulator dan persaingan yang semakin ketat di industri, kami terus melakukan penajaman implementasi fokus bisnis, serta mendorong inisiatif inovasi produk keuangan sesuai kebutuhan nasabah sebagai solusi strategis dalam menjaga kepercayaan nasabah kepada perseroan,” ungkap Parlindungan kepada awak media, Senin (30/10/2017), didampingi tiga Deputi Bank Mandiri Region I Sumatera, yakni Didit Ardiyanto, Agus Sanjaya dan Lima Senina Bangun.

Parlindungan Hutahaean melanjutkan, kualitas aset yang membaik juga terlihat dari penurunan rasio kredit bermasalah (NPL Gross) dari 3,81% pada September 2016 menjadi 3,75% pada September 2017.

Begitu pula dengan biaya pencadangan yang secara tahunan turun 23,2% pada triwulan III 2017. Sejalan dengan membaiknya kualitas asset yang dimiliki Bank Mandiri, pendapatan operasional secara tahunan tumbuh 4,1% mencapai Rp57,5 triliun, dimana pendapatan perseroan dari bisnis jasa perbankan atau fee based income tumbuh signifikan sebesar 18,4% menjadi Rp16,8 triliun pada akhir bulan lalu.

Dalam penyaluran kredit, Bank Mandiri berhasil mencatatkan kenaikan di seluruh kelompok pembiayaan. Kredit modal kerja tumbuh 3,9% menjadi Rp321,4 triliun, kredit investasi tumbuh 10,1% menjadi Rp189,3 triliun serta kredit konsumer tumbuh 20,6% menjadi Rp95,2 triliun.

“Sebagai agen pembangunan, kami juga terus menjaga konsistensi dalam mendukung program – program pemerintah baik untuk penguatan ekonomi, maupun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Parlindungan.

Parlindungan mencontohkan, baki debet kredit infrastruktur Bank Mandiri pada akhir triwulan III – 2017 mencapai Rp 132,1 triliun atau tumbuh 11,4% dari periode yang sama tahun lalu.

Dari nilai tersebut, di antaranya disalurkan untuk pembiayaan sektor transportasi sebesar Rp36,4 triliun, tenaga listrik Rp27,4 triliun, migas dan energi terbarukan sebesar Rp17,2 triliun, konstruksi sebesar Rp12,2 triliun, perumahan rakyat dan fasilitas kota sebesar Rp 10,3 triliun, telematika sebesar Rp9,6 triliun, dan jalan raya dan tol sebesar Rp9,4 triliun. [OB1]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan