4 Keuntungan Gunakan Pembayaran Non Tunai

OBROLANBISNIS.com – Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) sudah dikampanyekan pada tahun 2014 di Indonesia. Gerakan non tunai itu mulai berkembang pesat di tengah masyarakat karena memiliki banyak manfaat dan keuntungannya.

Menurut Kepala BI Perwakilan Sumut, Arief Budi Santoso, ada empat keuntungan menggunakan pembayaran non tunai. Yang pertama, efesien. Artinya, efesiensi pencetakan uang jadi terbatas maupun operasional pencetakan uangnya.

Bacaan Lainnya

“Kedua, Keamanan; Ketiga, Transparansi Transaksi; Keempat, akses masyarakat dalam pembayaran lebih luas. Inilah tujuan digerakannya pembayaran non tunai,” ujar Budi dalam Diskusi Publik ‘Peran Perbankan Dalam Mendorong Gerakan Nasional Non Tunai’ yang difasilitasi LKBN Antara dan Bank Mandiri, Rabu (13/12/2017), di Hotel Santika Medan.

Arief Budi Santoso memaparkan, berbicara kegiatan non tunai sudah ada tahun 1995. Dulunya berbentuk kartu kredit yang dikeluarkan Bank Duta. “Gerakan non tunai tidak hanya pada kartu saja, tahun 1960-an, lembaran cek juga termasuk pembayaran non tunai,” katanya.

Arief menambahkan, dalam sistem pembayaran pada perbankan ada tiga katagori penyebutan, diantaranya Paper Base; Card Base; Electronic Money (berbasis hard dan sever).

“Transaksi dari tahun ke tahun pada perbankan tercatat Base Card lebih tinggi dibandingkan lainnya. Namun seiring dengan perkembangan global saat ini, elektronik money dengan pembayaran mobile phone mengalami pertumbuhan yang signifikan karena lebih praktis,” ungkapnya.

Bank Indonesia mendorong industri perbankan untuk terus mensosialisasikan gerakan nasional non tunai kepada masyarakat.

Sementara itu, Simon Pramono, Kepala LKBN Antara Sumut, mengakui, gerakan pembayaran non tunai sangat bermanfaat sekali. Seperti memasuki jalan tol, tidak lagi harus mengantri panjang. “Karena dengan kartu e-toll ternyata lebih efektif. Gerakan ini diharapkan harus disosialisasikan ke tengah masyarakat,” ucapnya.

Simon membeberkan, dalam sosialisasi GNNT yang difasilitasi LKBN Antara bersama Bank Mandiri menghadirkan pakar-pakar industri perbankan, diantaranya Arief Budi Santoso (Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut), Bramono Sitepu (perwakilan Bank Mandiri), Wahyu Ario Pratomo (pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi & Bisnis USU), dengan peserta perwakilan perusahaan BUMN/BUMD, Corporate dan sejumlah media. [OB1]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *