Apindo Dorong Perusahaan ‘Go Public’

OBROLANBISNIS.com – Para pengusaha yang tergabung di Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) didorong untuk ‘go public’.

Bacaan Lainnya

Dengan go public, perusahaan juga bisa memperbaiki citra dengan mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik dan transparan atau good corporate governance (GCG).

Hal itu terungkap dalam Business Meeting Apindo – BEI (Bursa Efek Indonesia), yang dihadiri Direktur Penilaian Perusahaan BEI Pusat, Samsul Hidayat, perwakilan Kepala OJK Regional 5 Sumut, Ketua Apindo Sumut Parlindungan Purba, Staf Ahli Gubernur Sumut, dan pengurus DPP Apindo Sumut, 16 Desember 2017, di Hotel Adi Mulia Medan.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Pusat, Samsul Hidayat menyebutkan, dalam mensosialisasi ‘go public’ ini, pihaknya dari tahun ke tahun selalu mengadakan pendekatan kepada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, baik sifatnya secara massal kita kumpulkan maupun secara one on one.

“Kita juga melakukan pendatangan door to door atau misalnya kita kumpulkan 20 pengusaha kemudian yang punya minat misalnya 10. Seperti halnya ini bersama Apindo Sumut kita coba komunikasikan manfaat perusahaan-perusahaan melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO),” ungkapnya.

Menurutnya, perusahaan memang punya kebutuhan untuk IPO. Baik kebutuhan pendanaan capital structure, kebutuhan untuk brand image, perusahaan keputusan untuk memperbaiki good corporate governance dan kebutuhan untuk memperbaiki bisnis itu sendiri. Selain itu juga untuk mengembangkan bisnis perusahaan dengan akses dana yang lebih luas. “Jadi banyak sekali alasannya untuk IPO,” bebernya.

Tentunya ini sangat tergantung, lanjut Samsul, artinya mentransformasi perusahaan keluarga menjadi perusahaan publik bukan hal yang sederhana. Proses IPO sendiri dalam internal perusahaan bisa memakan waktu panjang. Ada proses decision maker-nya itu tidak akan cepat.

Pada 2017 ini, sampai dengan Juli IPO itu sudah mencapai 562 perusahaan dengan dana yang bisa diambil US$ 83,4 miliar itu sekitar Rp 1.000 triliunan. Untuk jumlah perusahaan itu lebih baik 70% dibandingkan 2016 periode yang sama, untuk dananya meningkat 90% dibandingkan tahun 2016.

Sementara itu, Ketua Apindo Sumut, Parlindungan Purba mengatakan, memang sudah sepantasnya perusahaan-perusahaan di era digitalisasi menjadi ‘go public’.

Proses IPO sendiri sebenarnya ini merubah perusahaan dari tertutup menjadi terbuka. “Tentunya ada hal yang mendasar yang harus dilakukan, misalnya mereka harus mengubah anggaran dasar mereka dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka,” katanya.

Untuk merealisasikan itu semua, tambah Parlin, tidak lah begitu mudah dan membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk mensosialisasikannya kepada para pengusaha.

Parlin menyebutkan, sejumlah anggota dan pengurus Apindo Sumut telah mengambil langkah ‘go public’. “Perusahaan-perusahaan yang tergabung di Apindo Sumut sudah ada yang melangkah menjadi perusahaan terbuka di BEI,” ucap Parlin seraya mendorong anggota Apindo Sumut untuk bersiap-siap menjadi perusahaan yang ‘go public’.

“Dengan ‘go public’ maka akan tercipta perusahaan yangg sehat untuk berkontribusi kepada penciptaan lapangan kerja dan pembangunan ekonomi daerah,” sebut Parlin. [rel/OB1]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *