LAPK Sebut PLN Sporadis!!! Pemadaman Listrik Jadi Ritual Tiap Ramadhan

OBROLANBISNIS.com – PLN kembali berulah melakukan pemadaman listrik di sebagian besar Kota Medan dan Deli Serdang. PLN melakukan pemadaman di saat masyarakat sedang melaksanakan sahur ibadah puasa.

Pemadaman dilakukan secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Ketiadaan informasi yang disampaikan, kenapa PLN melakukan pemadaman listrik bertepatan di saat umat muslim melaksanakan sahur, sehingga tidak sedikit pelanggan yang menyampaikan umpatan di media sosial.

Bacaan Lainnya

Kemarahan masyarakat hanya dianggap remeh dan tidak dianggap menciderai hati umat muslim, selain hanya kata maaf yang diucapkan PLN Sumatera Utara. “Respon yang diberikan PLN sangat jauh dari harapan masyarakat, bahkan dinilai sengaja memancing kemarahan masyarakat dengan melakukan pemadaman pada saat momen sakral ibadah keagamaan. PLN paham betul bahwa masyarakat sangat ketergantungan terhadap listrik, sehingga mau tidak mau harus pasrah terhadap pemadaman yang terjadi,” sebut Sekretaris Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK), Padian Adi S Siregar dalam pesan elektroniknya, Kamis (9/5/2019).

Menurutnya, pemadaman listrik di setiap Ramadhan sudah menjadi ‘ritual wajib’ PLN setiap tahun. Tradisi pemadaman listrik di bulan Ramadhan secara sporadis saat sahur atau berbuka sepertinya kutukan bagi PLN Sumatera Utara.

“Ironisnya, PLN kerap berjanji tidak akan melakukan pemadaman di bulan Ramadhan, tetapi selalu pasti mengingkarinya dan selalu mengucapkan kata mohon maaf disertai alibi terjadi kerusakan pembangkit,” cetusnya.

Pembangkit telah dibangun, Kapal pembangkit telah disewa yang katanya listrik Sumatera Utara telah surplus, nyatanya pemadaman tetapi terjadi. Alasan apapun yang disampaikan PLN tidak bisa diterima pelanggan, karena kenapa harus pada waktu sahur.

Merujuk pada alibi PLN, kenapa pembangkit selalu rusak di bulan Ramadhan? Tentu PLN Sumatera Utara tidak punya goodwill untuk melayani pelangan dan tidak profesional yaitu tidak punya manajemen resiko yang baik terhadap perawatan pembangkit.

Perbaikan pembangkit yang rusak selalu menjadi alasan klasik disinyalir Petinggi PLN sedang mencari kambing terhadap kegagalan manajemen PLN Sumatera Utara. Sikap petinggi PLN yang tidak punya empati kepada umat muslim seharusnya mendapat perhatian serius dari Gubernur Sumut dan tokoh agama.

“PLN diduga sengaja memancing kemarahan pelanggan dengan melakukan pemadaman pada waktu sahur. Tokoh agama diharapkan mendesak Gubsu memanggil dan menghimbau PLN tidak melakukan pemadaman pada saat umat beragama sedang beribadah,” tandasnya.

Selain itu, PLN harus menjalankan tanggungjawab sosial kepada pelanggan yaitu memberikan kompensasi. Selama ini, PLN hanya mementingkan aspek bisnis semata, pelanggan dipaksa harus membayar tagihan tepat waktu dan apabila terlambat didenda.

“Tetapi, PLN tidak memberikan kompensasi tagihan atau ganti rugi apabila terjadi pemadaman secara sporadis dan berkepanjangan. Maka, PLN harus berjiwa besar mengakui kesalahan telah gagal memberikan pelayanan bagi pelanggan pada bulan Ramadhan,” bilang Padian. ***

[rel/OB1]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *