Asian Agri Manfaatkan Potensi Limbah Sawit Jadi Listrik

OBROLANBISNIS.com – Pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya mendorong perusahaan-perusahaan memanfaatkan energi terbarukan sebagai energi alternatif. Jika hal itu tak dilakukan, dipastikan cadangan sumber energi fosil yang selama ini dipergunakan, bakal habis.

Menyikapi dorongan pemerintah untuk memanfaatkan energi terbarukan, Asian Agri sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam operasionalnya, berupaya menghadirkan sumber energi terbarukan berupa Pembangkit Listik Tenaga Biogas (PLTBg).

Bacaan Lainnya

Tak tanggung-tanggung, investasi yang digelontorkan untuk membangun PLTBg berteknologi Digester Tank, kisaran 6 juta dollar untuk satu unit PLTBg. Dan hingga saat ini, Asian Agri memiliki 7 PLTBg yang telah beroperasional tersebar di wilayah Sumatera Utara (Sumut), Riau dan Jambi.

Kabarnya, pada pertengahan tahun 2019 ini, Asian Agri akan kembali mengoperasionalkan 3 unit PLTBg baru, yang berada Kabupaten Asahan dan Labuhanbatu. “Target kita (Asian Agri) akan meresmikan pengoperasian 3 unit PLTBg, yakni satu di Asahan dan 2 lagi di Labuhanbatu,” ujar James Sembiring selaku Head Mill & Engineering Asian Agri dalam momen NGOPI (Ngobrol Pintar) bersama awak media, Kamis (9/5/2019).

Menurutnya, Asian Agri merupakan salah satu perusahaan perkebunan yang mampu mengolah limbah cair / POME (Palm Oil Mill Effluent) dari PMKS (Pabrik Minyak Kelapa Sawit) untuk menghasilkan Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Dengan mengolah limbah cair menjadi energi listrik, artinya perusahaan dalam menjalankan operasionalnya sangat peduli lingkungan. Sebab, limbah cairnya diolah kembali untuk menghasilkan energi baru yang terbarukan. Di lain sisi hal ini juga merupakan suatu bentuk keikut sertaan perusahaan dalam mendukung keberlangsungan sumber energi nasional, sebab listrik yang dihasilkan dapat mendukung ketersedian energi listrik di pedesaan,” katanya.

Masing-masing PLTBg tersebut berpotensi menghasilkan listrik berkapasitas 2,2 MW, dimana energi listrik yang dihasilkan tersebut 30% digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik PMKS milik perusahaan, sedangkan 70% atau kisaran 1500 Kwh dapat menjadi sumber energi listrik pedesaan, dan harapannya dapat dikerjasamakan dengan PLN.

Sehingga apabila setiap PMKS dapat mengelola limbahnya menjadi energi listrik, maka keberlangsungan sumber energi listrik nasional dipastikan dapat terjaga. ***

[OB1]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan