Saran PT Rifan: Saatnya Beli Emas Ditengah Wabah Virus Corona

OBROLANBISNIS.com – Wabah virus corona kini menghantui banyak negara di belahan dunia karena membawa pengaruh ke berbagai sektor, termasuk perdagangan berjangka komoditi. Pengaruh tersebut sebagai besar ke arah negatif (turun), namun ada juga yang positif (naik).

Branch Manager PT Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) Cabang Medan, Sonya Kadarmanik mengatakan, wabah virus corona mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan juga Amerika Serikat (AS). Bahkan, saat ini sudah berkembang ke beberapa negara di Eropa seperti Australia, Perancis, Korea Selatan dan lainnya.

Bacaan Lainnya

Oleh karena berdampak kepada negara-negara di dunia, otomatis perekonomian mulai terganggu. Hal ini tentunya juga berdampak kepada mata uang, apalagi international currency adalah dolar AS dan tentu mempengaruhi nilai mata uang tersebut sehingga turun.

“Ketika turun, maka market yang berlawanan dengan dolar (AS) yaitu emas tentu mengalami kenaikan. Contoh, di PT Rifan salah satu transaksinya gold (emas). Emas secara filosofinya berbanding terbalik dengan mata uang,” ujar Sonya yang diwawancarai di salah satu restoran Jalan T Daud Medan, (12/2/2020).

Kata Sonya, virus corona ini telah mengangkat harga emas di dunia yang tadinya sekitar 1.450 dolar AS per ons troy menjadi lebih dari 1.600 per ons troy. Menurutnya, kenaikan harga emas sekitar 200 per ons troy ini sudah sangat besar karena hanya dalam kurun waktu sekira 1 bulan. Meskipun, sempat turun 1.550 per ons troy.

“Artinya, virus ini membawa pengaruh, dan market kita internasional bukan nasional. Dengan kata lain, setiap indikator internasional yang mempengaruhi perekonomian dunia maka otomatis berpengaruh juga terhadap kita,” ucapnya.

Sonya mencontohkan, seperti misalnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), apalagi Indeks Hang Seng (bursa saham di Hong Kong) karena berdekatan dengan Tiongkok. Pengaruhnya, ketika virus itu semakin menyebar luas maka Indeks Hang Seng turun termasuk harga-harga saham lainnya di Tiongkok dan Hong Kong.

“Virus ini (corona) mempengaruhi market global. Ketika harga saham turun, otomatis indeksnya turun. Sebab, indeks itu merupakan nilai rata-rata dari gabungan harga saham. Oleh karena itu, para investor banyak yang ‘lari’ (transaksi) ke emas lantaran mayoritas harga saham pada anjlok,” ungkap Sonya.

Ia memprediksikan, pada semester I-2020 dengan kondisi yang diawali virus tersebut dan vaksinnya belum ditemukan maka bukan tidak mungkin berdampak nantinya terhadap emas. Artinya, kemungkinan harga emas dunia akan terus bertahan naik hingga semester I-2020. Saat ini, harga emas masih stabil sekitar 1.600 per ons troy.

“Nilai dolar AS secara global melemah, begitu juga currency nasional beberapa negara dan harga saham. Dengan kondisi tersebut, maka menjadi peluang bagi nasabah-nasabah kita yang bertransaksi di emas untuk membeli karena diperdiksi harga emas cenderung bertahan naik. Namun demikian, kondisi harga emas ini masih tetap tergantung situasi global,” saran Sonya.

Diutarakan dia, wabah virus corona ini bagi PT Rifan bukan sebuah ancaman maupun kerugian yang berarti. Alasannya, tidak ada untung dan rugi dari kondisi tersebut karena PT Rifan hanya sebagai fasilitator.

“Kami (PT Rifan) merupakan commision house, yaitu mendapatkan pemasukan hanya dari komisi yang dihasilkan oleh transaksi jual-beli online yang dilakukan oleh trader dan investor di perdagangan berjangka. Akan tetapi, secara psikologis menjadi kerugian bagi kami ketika nasabah mengalami kerugian, sehingga tingkat kepercayaannya menurun. Namun, yang pasti bukan kerugian secara materi. Jadi, tidak menjadi ancaman hanya saja kita melihat dengan jeli kondisi market global. Secara fundamental virus tersebut sangat mempengaruhi berbagai aspek di dunia, termasuk pengaruhnya ke market nasabah,” tandas Sonya. ***

[rel/OB1]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan