7 Perusahaan ‘Raksasa’ Mulai Investasi di Bitcoin

Riset EURSD dan Bitcoin Selasa

OBROLANBISNIS.com – Satu per satu perusahaan ‘raksasa’ mulai berinvestasi di Bitcoin. Tercatat ada tujuh perusahaan yang sahamnya bertengger di bursa saham global berinvestasi di mata uang digital (cryptocurrency).

 

Bacaan Lainnya


Dalam risetnya Bahana Sekuritas, satu tahun terakhir ini harga cryptocurrency sudah reli 400% karena kapitalisasi pasarnya yang kecil. Saat ini, kapitalisasi pasar cryptocurrency mencapai US$5,1 triliun.

 



“Ini relatif kecil dibandingkan dengan kapitalisasi pasar emas yang mencapai US$11 triliun, obligasi pemerintah US476 triliun, dan saham global US$105 triliun,” tulis analis Bahana Satria Sambijantoro, Dwiwulan, dan Raden Rami Ramdana.

Kapitalisasi pasar yang kecil ini menawarkan ruang kenaikan harga di tengah-tengah aliran likuiditas dari stimulus bank sentra, meningkatnya minat investor ritel.

Bahkan, di Indonesia berinvestasi di Bitcoin kian mudah karena adanya startup yang mengembangkan platform transaksi.

INFO BISNIS

Miliarder Meksiko Bicara Tentang Bitcoin

Namun Bitcoin dan cryptocurrency lainnya tidak bukan pengganti uang fiat atau uang resmi. Alasannya, peredarannya tak dikontrol bank sentral dan pasokannya terbatas.

Bitcoin hanya punya 21 juta keping. 18,5 juta telah ditambang dengan nilai US$150 miliar. Harga Bitcoin yang tinggi juga penghambat pengguna Bitcoin dan cryptocurrency digunakan sebagai e-wallet.

Bahkan, Bitcoin tak bisa dijadikan aset lindung nilai yang efektif terhadap vilatilitas makro.

 

“Saat ini, permintaan Bitcoin sebagian besar tetap untuk tujuan investasi dan spekulatif, dengan pasokan terkonsentrasi pada beberapa pemain besar yang tindakannya sangat memengaruhi harga,” tulis Bahana.

“Pandangan kami di sini adalah bahwa, sementara cryptocurrency sekarang berada pada momen paling menarik bagi investor ritel, sifat non-defensif Bitcoin sebenarnya dapat membuatnya kurang menarik bagi investor institusional Wall Street, perusahaan, dan bankir sentral yang mencari aset beta-negatif untuk melindungi nilai mereka. Portofolio (harga yang digelembungkan oleh kelebihan likuiditas), atau posisi terhadap pembalikan tiba-tiba dalam sentimen.”

Dalam risetnya Bahana juga meminta investor untuk berhati-hati dengan langkah Tesla berinvestasi di Bitcoin.

Pasalnya, ketika likuiditas global mengetat, langkah Tesla mengumpulkan uang tunai dan melikuidasi portofolio Bitcoin dapat memicu spiral ke bawah yang bisa merusak pasar cryptocurrency hingga aliran global yang digerakkan ritel.

“Dalam pengarsipannya, Tesla memang memperingatkan investor tentang volatilitas pendapatan di depan karena Bitcoin: investasi cryptocurrency sebesar US$1,5 miliar, misalnya, cukup besar dibandingkan dengan arus kas bebas US$1,9 miliar yang dihasilkan Tesla pada kuartal IV-2020.” ***

 

[cnbc/OB1]

#bitcoin #kripto #infobisnis

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *