Niat Edy Rahmayadi Terapkan Ekonomi Hijau | OBROLANBISNIS.com — Salah satu upaya untuk melakukan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19 adalah dengan mengedepankan ekonomi hijau (green economy). Program ekonomi hijau diharapkan mampu membuat perekonomian Sumatera Utara (Sumut) dan lingkungan tetap lestari.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi saat menerima audiensi Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH), di Rumah Dinas Gubernur Sumut Jalan Jenderal Sudirman nomor 41 Medan, Jumat, 28 Mei 2021.
“Saya punya niatan untuk melakukan penghijauan di kawasan Danau Toba, tolong buatkan planning yang tepat, mulai dari edukasi hingga sosialisasi, sehingga warga sekitar Danau Toba memahami betul apa manfaat dari ekonomi hijau ini,” ungkap Gubernur.
Menurut Gubernur, di Sumut memang tanahnya betul-betul subur dan potensial, untuk itu diharapkan kerjasama ini berjalan dengan baik. “Jangan hanya kerja sama yang tertuang di atas kertas saja, saya ingin membangun desa dan menata kota,” harapnya.
Pada kesempatan tersebut, juga terwujud kesepahaman bersama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dan Yayasan IDH, yang bertujuan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau di Sumut.
Diketahui, Ekonomi Hijau adalah sebuah rezim ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan.
INFO BISNIS
CEO IDH Fitrian Ardiansyah mengatakan, permintaan global untuk komoditas pertanian yang diproduksi secara berkelanjutan terus meningkat. Pemerintah, swasta dan sektor publik mulai menempatkan komitmen keberlanjutan dalam agendanya.
“Yayasan IDH membantu dalam memfasilitasi implementasi komitmen yang dibuat oleh para pemangku kepentingan, misalnya antara pemerintah dan end-buyer, growers, dan petani swadaya,” ujarnya.
Untuk Sumut, IDH tertarik mengembangkan ekonomi hijau pada bidang kelapa sawit dan kebun kopi. IDH akan melakukan pelatihan petani, peningkatan kapasitas, persiapan sertifikasi, perencanaan penggunaan lahan, tata kelola hutan hingga alternatif agroforestri. ***
Google Translate
Edy Rahmayadi’s Intention to Implement Green Economy | OBROLANBISNIS.com – One of the efforts to restore the national economy after the Covid-19 epidemic is to prioritize a green economy. The green economy program is expected to be able to make the economy of North Sumatra (North Sumatra) and the environment sustainable.
This was conveyed by the Governor of North Sumatra (Sumut) Edy Rahmayadi when receiving an audience from the Green Trade Initiative Foundation (IDH), at the North Sumatra Governor’s Office on Jalan Jenderal Sudirman number 41 Medan, Friday, May 28, 2021.
“I have the intention to carry out reforestation in the Lake Toba area, please make proper planning, starting from education to socialization, so that residents around Lake Toba understand very well what the benefits of this green economy are,” said the Governor.
According to the governor, the land in North Sumatra is truly fertile and potential, so it is hoped that this cooperation will run well. “Don’t just work together on paper, I want to build villages and organize cities,” he hoped.
On this occasion, a mutual understanding was realized between the North Sumatra Provincial Government (Pemprov) and the IDH Foundation, which aims to realize green economic growth in North Sumatra.
It is known, a Green Economy is an economic regime that improves human welfare and social equality, while reducing environmental risks significantly.
IDH CEO Fitrian Ardiansyah said global demand for sustainably produced agricultural commodities continues to increase. Governments, the private sector and the public sector are starting to put sustainability commitments on their agenda.
“The IDH Foundation helps in facilitating the implementation of commitments made by stakeholders, for example between the government and end-buyers, growers, and independent smallholders,” he said.
For North Sumatra, IDH is interested in developing a green economy in the fields of oil palm and coffee plantations. IDH will conduct farmer training, capacity building, certification preparation, land use planning, forest management to agroforestry alternatives. ***
[rel/OB1]