Mengungkap Sejarah Penerjemah Sunda Pertama

Mengungkap Sejarah Penerjemah Sunda Pertama

Mengungkap Sejarah Penerjemah Sunda Pertama | OBROLANBISNIS.com — Sejarah penerjemahan di Indonesia memiliki cerita yang kaya dan beragam. Salah satu tokoh penting dalam sejarah penerjemahan adalah penerjemah Sunda pertama.

Dalam artikel ini, kita akan mengulas tentang sosok penerjemah Sunda pertama, yang dilansir dari https://www.kompiwin.com/ ,dimana kontribusinya, dan warisannya dalam dunia penerjemahan.

REKOMENDASI: Pengertian Pangkon yang Terdapat pada Aksara Jawa

Identitas Penerjemah Sunda Pertama

Penerjemah Sunda pertama yang menjadi sorotan adalah Muhammad Saleh Darajat. Dilahirkan pada tahun 1849 di Bandung, Saleh Darajat dikenal sebagai seorang ulama, penulis, dan intelektual yang memiliki minat dalam bidang penerjemahan.

Kontribusi dan Karya Pertama

Salah satu kontribusi utama Saleh Darajat dalam dunia penerjemahan adalah terjemahannya dari kitab “Mukhtasar Minhaj al-Qashidin” karya Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Hajar al-Haitami. Karya ini diterjemahkan menjadi bahasa Sunda dengan judul “Riyadh al-Salihin” yang kemudian menjadi salah satu karya terjemahan pertama dalam bahasa Sunda.

Karya ini memiliki makna mendalam tentang etika, perilaku, dan ajaran Islam. Terjemahan ini memberikan akses kepada masyarakat Sunda untuk mendalami ajaran agama dengan menggunakan bahasa yang lebih akrab dan dapat dimengerti.

Warisan dan Pengaruh

Terjemahan “Riyadh al-Salihin” oleh Saleh Darajat tidak hanya menjadi karya pertama dalam bidang penerjemahan Sunda, tetapi juga memberikan dampak besar pada perkembangan studi Islam di Jawa Barat. Karya ini menjadi rujukan penting bagi mereka yang ingin memahami ajaran agama dengan menggunakan bahasa setempat.

Selain memberikan akses kepada masyarakat awam, karya terjemahan ini juga membantu memperkaya kosakata bahasa Sunda dalam konteks keagamaan dan etika. Ini menunjukkan bahwa penerjemahan bukan hanya tentang mentransfer kata-kata, tetapi juga mengembangkan bahasa dan budaya setempat.

REKOMENDASI: KMB-USU Gandeng Perkumpulan Teochew Gelar Semiloka ‘KMB-USU on Understanding Depressions’

Pentingnya Penerjemah Sunda Pertama

Penerjemah Sunda pertama, Muhammad Saleh Darajat, memberikan kontribusi yang tak ternilai dalam memperkaya warisan penerjemahan dan studi Islam di Jawa Barat.

Karya terjemahannya membuka pintu bagi pengembangan literatur keagamaan dalam bahasa Sunda dan membantu menyebarkan ajaran agama dengan cara yang lebih mudah dimengerti oleh masyarakat setempat.

Kesimpulan

Translate sunda pertama, Muhammad Saleh Darajat, adalah tokoh berpengaruh dalam sejarah penerjemahan di Indonesia. Karya terjemahannya, “Riyadh al-Salihin,” menjadi tonggak penting dalam perkembangan studi Islam dan literatur keagamaan dalam bahasa Sunda.

Warisannya tidak hanya berdampak pada dunia penerjemahan, tetapi juga memperkaya bahasa dan budaya lokal. Dalam setiap terjemahan, terdapat usaha untuk menjembatani pemahaman lintas budaya, dan penerjemah Sunda pertama telah melakukannya dengan gemilang. ***


google translate


Revealing the History of the First Sundanese Translator | OBROLANBISNIS.com — The history of translation in Indonesia has a rich and varied story. One of the important figures in the history of translation is the first Sundanese translator.

In this article, we will review the figure of the first Sundanese translator, reported from https://www.kompiwin.com/, his contributions and his legacy in the world of translation.

The Identity of the First Sundanese Translator

The first Sundanese translator to be in the spotlight was Muhammad Saleh Darajat. Born in 1849 in Bandung, Saleh Darajat is known as a scholar, writer and intellectual who has an interest in translation.

Contributions and First Works

One of Saleh Darajat’s main contributions to the world of translation is his translation of the book “Mukhtasar Minhaj al-Qashidin” by Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Hajar al-Haitami. This work was translated into Sundanese with the title “Riyadh al-Salihin” which later became one of the first translated works in Sundanese.

This work has deep meaning about ethics, behavior and Islamic teachings. This translation provides Sundanese people with access to deepen religious teachings using language that is more familiar and understandable.

Legacy and Influence

The translation of “Riyadh al-Salihin” by Saleh Darajat was not only the first work in the field of Sundanese translation, but also had a major impact on the development of Islamic studies in West Java. This work is an important reference for those who want to understand religious teachings using local languages.

Apart from providing access to the lay public, this translation work also helps enrich Sundanese vocabulary in religious and ethical contexts. This shows that translation is not just about transferring words, but also developing local language and culture.

The Importance of the First Sundanese Translator

The first Sundanese translator, Muhammad Saleh Darajat, made an invaluable contribution to enriching the legacy of translation and Islamic studies in West Java.

His translation work opened the door to the development of religious literature in Sundanese and helped spread religious teachings in a way that was more easily understood by the local community.

Conclusion

The first Sundanese translator, Muhammad Saleh Darajat, was an influential figure in the history of translation in Indonesia. His translated work, “Riyadh al-Salihin,” became an important milestone in the development of Islamic studies and religious literature in Sundanese.

His legacy not only impacted the world of translation, but also enriched local languages and culture. In every translation, there is an attempt to bridge cross-cultural understanding, and the first Sundanese translator has done this brilliantly. ***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *