Dari Desa ke Kancah Nasional, BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati

Dari Desa ke Kancah Nasional, BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati

Dari Desa ke Kancah Nasional, BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati • OBROLANBISNIS.com — Desa Nepo di Kecamatan Malusetasi Kabupaten Barru Sulawesi Selatan menyimpan kekayaan alam yang melimpah.

Namun, hasil bumi yang biasanya dijual mentah kini telah diolah menjadi produk siap konsumsi berkat inovasi dari Suparman, pengusaha lokal yang memproduksi camilan “Kacang Nepo”.

Bacaan Lainnya

REKOMENDASI: Beautify Indonesia-BMPB Sumut Khitan 85 Anak-anak Yatim

Kacang Nepo hadir dalam berbagai varian rasa unik, seperti kacang crispy, kacang sembunyi dengan gula pasir, kacang disco, kacang tempe, dan lainnya yang menghadirkan cita rasa gurih dan renyah. Menurut Suparman, ide awal usahanya muncul pada 2022.

“Saya melihat banyak hasil bumi di desa ini dijual mentah ke luar, sehingga tercetus ide untuk mengolahnya agar punya nilai tambah bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Dengan kemasan awal yang sederhana, produk ini kemudian mendapat dukungan dari BRI melalui program Desa BRILiaN di tahun 2023. BRI memberikan pelatihan dalam bidang pemasaran, kemasan, hingga penggunaan teknologi digital. Berkat pemberdayaan ini, produk Kacang Nepo kini tampil lebih menarik dan dikenal luas.

Desa BRILiaN

Program Desa BRILiaN dari BRI memberikan dampak signifikan bagi perkembangan usaha Suparman. Pelatihan khusus dari BRI dan kolaborasi dengan Politeknik Pariwisata membantu Suparman meningkatkan kualitas produk, terutama pada aspek rasa dan pengemasan, sehingga lebih kompetitif di pasar.

Selain itu, BRI juga membekali UMKM Desa Nepo dengan teknologi digital seperti QRIS, yang memungkinkan sistem pembayaran non-tunai dan memudahkan akses ke pasar yang lebih luas.

“Untuk pemasaran di toko lokal dan supermarket, sekarang semakin mudah dengan QRIS,” jelas Suparman seraya menambahkan, penggunaan teknologi ini membuat proses transaksi lebih cepat dan memudahkan konsumen dalam berbelanja.

Saat ini, Kacang Nepo yang telah menghasilkan pendapatan hingga belasan juta per bulan menjadi sumber pendapatan utama bagi Suparman dan beberapa warga yang ia pekerjakan.

REKOMENDASI: Kementerian BUMN Dukung Pelindungan Pekerja Migran Indonesia

Dengan semakin banyaknya permintaan, Suparman berharap bisa memperluas tim dan mengajak lebih banyak warga terlibat dalam produksi.

“Harapannya, UMKM di desa kami semakin maju dan semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaatnya,” ujarnya penuh semangat.

Suparman juga menyampaikan harapannya agar produk lokal seperti Kacang Nepo tidak hanya dikenal di lingkup lokal, tapi bisa menjadi ikon kuliner khas Desa Nepo yang dikenal lebih luas.

“Kami ingin kacang yang keluar dari desa ini dalam bentuk kemasan yang punya nilai tambah, bukan sekadar bahan mentah lagi,” tegasnya.

Dengan produk yang semakin diminati, Suparman bermimpi membawa Kacang Nepo ke pasar nasional.

REKOMENDASI: BRI Sabet Penghargaan Global Berkat Transformasi Digital melalui BRIAPI

Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari menegaskan, komitmen BRI sebagai bank yang memiliki fokus kepada segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

“Peran BRI tidak terbatas sebagai lembaga intermediary keuangan, yang memberikan value secara ekonomi namun juga memberikan social value berupa aksi pemberdayaan baik kepada individu pelaku usaha maupun pemberdayaan lembaga desa,” ujarnya.

“Pemberdayaan wilayah pedesaan menjadi isu yang perlu diperhatikan, mengingat perkembangan desa di Indonesia relatif belum merata dan menjadi tantangan bersama. Kami berharap program ini menjadi salah satu wadah yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh desa-desa beserta seluruh UMKM yang ada didalamnya yang pada akhirnya mampu mendorong kemajuan desa-desa di Indonesia,” tegas Supari. ***

 

google translate

 

From Village to National Stage, BRI Empowers Nepo Beans to Become Popular Snacks • OBROLANBISNIS.com — Nepo Village in Malusetasi District, Barru Regency, South Sulawesi has abundant natural resources.

However, agricultural products that are usually sold raw have now been processed into ready-to-eat products thanks to the innovation of Suparman, a local entrepreneur who produces “Nepo Beans” snacks.

Nepo Beans come in various unique flavors, such as crispy peanuts, hidden peanuts with granulated sugar, disco peanuts, tempeh peanuts, and others that present a savory and crunchy taste. According to Suparman, the initial idea for his business came in 2022.

“I saw that many agricultural products in this village were sold raw to the outside world, so the idea came to process them so that they would have added value for the surrounding community,” he said.

With simple initial packaging, this product then received support from BRI through the BRILiaN Village program in 2023. BRI provides training in marketing, packaging, and the use of digital technology. Thanks to this empowerment, Kacang Nepo products now appear more attractive and are widely known.

Desa BRILiaN

The Desa BRILiaN program from BRI has had a significant impact on the development of Suparman’s business. Special training from BRI and collaboration with the Tourism Polytechnic helped Suparman improve product quality, especially in terms of taste and packaging, so that they are more competitive in the market.

In addition, BRI also provides Desa Nepo MSMEs with digital technology such as QRIS, which enables a non-cash payment system and facilitates access to a wider market.

“For marketing in local shops and supermarkets, it is now easier with QRIS,” explained Suparman, adding that the use of this technology makes the transaction process faster and makes it easier for consumers to shop.

Currently, Kacang Nepo, which has generated income of up to tens of millions per month, is the main source of income for Suparman and several residents he employs.

With increasing demand, Suparman hopes to expand the team and invite more residents to be involved in production.

“Hopefully, the MSMEs in our village will continue to advance and more people will be able to feel the benefits,” he said enthusiastically.

Suparman also expressed his hope that local products such as Kacang Nepo will not only be known locally, but can become a culinary icon typical of Nepo Village that is known more widely.

“We want the peanuts that come out of this village to be in the form of packaging that has added value, not just raw materials anymore,” he said.

With products that are increasingly in demand, Suparman dreams of bringing Kacang Nepo to the national market.

BRI Micro Business Director, Supari emphasized BRI’s commitment as a bank that focuses on the Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) segment.

“BRI’s role is not limited to being an intermediary financial institution, which provides economic value but also provides social value in the form of empowerment actions for both individual business actors and empowerment of village institutions,” he said.

“Empowerment of rural areas is an issue that needs to be considered, considering that the development of villages in Indonesia is relatively uneven and is a shared challenge. We hope that this program will be one of the forums that can be utilized optimally by villages and all the MSMEs in them which will ultimately be able to encourage the progress of villages in Indonesia,” said Supari. ***

[rel/OB2]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan