Aksi Anarkis Kembali Ganggu Operasional TPL

Aksi Anarkis Kembali Ganggu Operasional TPL

Aksi Anarkis Kembali Hanggu Operasional TPL • OBROLANBISNIS.com — PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) saat ini melakukan aktivitas kegiatan operasional berupa pemanenan dan penanaman di seluruh areal konsesi perusahaan sesuai dgn Rencana Kerja Umum (RKU) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yg telah disetujui pemerintah.

Kegiatan operasional ini dilakukan untuk memenuhi pasokan bahan baku pabrik.

Sebelum melakukan aktivitas operasional, TPL telah melakukan sosialisasi kepada stakeholders terkait.

REKOMENDASI: Strategi Yudist Ardhana Mengoptimalkan Dunia YouTube Shopping Affiliates

Corporate Communication Head, Salomo Sitohang, dalam keterangan tertulis, Senin, 20 Januari 2025, menyebut TPL menjalankan kegiatan operasional secara legal berdasarkan izin yang diperoleh dari pemerintah.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan baku jangka panjang, tahun 2025 ini, TPL fokus bekerja di seluruh wilayah konsesi sesuai izin PBPH (Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan) berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan nomor 493/Kpts-II/1992, jo. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor SK. 1487/Menlhk/Setjen/HPL.0/12/2021.

“Perusahaan secara proaktif juga mendukung masyarakat lokal melalui program Community Development (CD)/ Corporate Social Responsibility (CSR) yang berfokus pada pengembangan bisnis kewirausahaan desa dan peningkatan sistem pertanian yang berkelanjutan,” jelas Salomo.

Melalui pendekatan ini, masyarakat setempat tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas lahan pertanian, tetapi juga mendapatkan pendampingan untuk mengoptimalkan hasil panen, membuka peluang pasar, dan meningkatkan pendapatan keluarga.

Bacaan Lainnya

REKOMENDASI: Solusi Rumah Pintar Untuk Keamanan, Pakai IndiHome SMART Camera

Program ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam memberdayakan komunitas lokal agar lebih mandiri secara ekonomi dan memiliki keterampilan yang dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.

TPL terus memperkuat pola kemitraan agar masyarakat sekitar merasakan manfaat positif kehadiran perusahaan, TPL juga berkomitmen mengedepankan dialog terbuka untuk solusi damai dengan masyarakat dalam menghadapi setiap tantangan isu sosial tanpa aksi yang dapat merugikan para pihak.

Insiden 20 Januari 2025

Pada Senin, 20 Januari 2025, sekitar pukul 11.00 WIB, puluhan massa yang mengatasnamakan masyarakat adat Nagasaribu mendatangi kamp pekerja dan sekuriti dan memaksa masuk ke kawasan konsesi TPL Sektor Habinsaran, Kompartemen E di Desa Nagasaribu, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara untuk menghentikan aktivitas penanaman eukaliptus yang sedang dilakukan pekerja sejak pagi hari.

REKOMENDASI: PT Pegadaian Beri Kesempatan pada Masyarakat Bergabung Jadi Agen Pegadaian

Demikian diungkapkan, Corporate Communication Head, Salomo Sitohang, Senin, 20 Januari 2025.

Dikatakan, massa tersebut selanjutnya melakukan aksi dorong dengan petugas sekuriti sehingga mengakibatkan salah seorang sekuriti atas nama Agung Manurung terjatuh dan dipukuli serta diinjak-injak oleh massa yang mengakibatkan korban mengalami luka-luka dan mengalami sesak nafas.

Massa yang anarkis juga melakukan pengrusakan posko pekerja dan sekuriti yang berada di lokasi penanaman eukaliptus.

Selain itu, massa juga melakukan aksi pelemparan batu kearah kenderaan operasional perusahaan yang melintas dan membuat penghalang berupa batang kayu dan batu besar di tengah jalan menuju lokasi penanaman.

“Saat ini korban luka sudah dibawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut,” tutup Salomo. ***


google translate


Anarchist Actions Disrupt TPL Operations Again • OBROLANBISNIS.com — PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) is currently carrying out operational activities in the form of harvesting and planting throughout the company’s concession area in accordance with the General Work Plan (RKU) and Annual Work Plan (RKT) that have been approved by the government.

These operational activities are carried out to meet the supply of raw materials for the factory.

Before carrying out operational activities, TPL has conducted outreach to relevant stakeholders.

Corporate Communication Head, Salomo Sitohang, in a written statement, Monday, January 20, 2025, said that TPL carries out operational activities legally based on permits obtained from the government.

In an effort to meet long-term raw material needs, in 2025, TPL will focus on working in all concession areas in accordance with the PBPH (Forest Utilization Business Permit) permit based on the Decree of the Minister of Forestry number 493 / Kpts-II / 1992, jo. Decree of the Minister of Environment and Forestry number SK. 1487/Menlhk/Setjen/HPL.0/12/2021.

“The company also proactively supports local communities through the Community Development (CD)/Corporate Social Responsibility (CSR) program which focuses on developing village entrepreneurial businesses and improving sustainable agricultural systems,” explained Solomon.

Through this approach, local communities are not only able to increase agricultural land productivity, but also receive assistance to optimize harvest yields, open market opportunities, and increase family income.

This program demonstrates the company’s commitment to empowering local communities to be more economically independent and have skills that can be passed on to the next generation.

TPL continues to strengthen partnership patterns so that the surrounding community feels the positive benefits of the company’s presence, TPL is also committed to prioritizing open dialogue for peaceful solutions with the community in facing every challenge of social issues without actions that can harm the parties.

January 20, 2025 Incident

On Monday, January 20, 2025, at around 11:00 WIB, dozens of people claiming to be the Nagasaribu indigenous community came to the workers’ and security camp and forced their way into the TPL Habinsaran Sector concession area, Compartment E in Nagasaribu Village, Sipahutar District, North Tapanuli Regency to stop the eucalyptus planting activities that had been carried out by workers since morning.

This was stated by Corporate Communication Head, Salomo Sitohang, Monday, January 20, 2025.

It was said that the crowd then carried out a pushing action with the security officers, resulting in one of the security guards named Agung Manurung falling and being beaten and trampled by the crowd, resulting in the victim suffering injuries and experiencing shortness of breath.

The anarchic crowd also vandalized the workers’ and security posts at the eucalyptus planting location.

In addition, the masses also threw stones at the company’s operational vehicles passing by and made obstacles in the form of logs and large stones in the middle of the road to the planting location.

“Currently, the injured victims have been taken to the hospital for further treatment,” concluded Solomon. ***

[rel/OB2]

Pos terkait