Danantara Dorong Percepatan Implementasi Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Melalui WtE

‎Danantara Indonesia Teken MoU Dengan JBIC Jepang Untuk Membuka Jalur Investasi
Isi Konten
  • Danantara Dorong Percepatan Implementasi Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Melalui WtE
  • Tujuan WtE Memastikan Pemulihan Lingkungan
  • Teknologi Pengolahan WtE Mampu Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
  • Danantara Bahas Percepatan Implementasi Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi
  • Waste-to-energy (WtE) Terobosan Strategis dalam Penanganan Sampah
  • Program WtE Pintu Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Penciptaan Lapangan Kerja

follow-on-google-news
Danantara Dorong Percepatan Implementasi Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Melalui WtE

OBROLANBISNIS.com — Danantara Indonesia menegaskan komitmen strategisnya untuk berperan aktif dalam mengatasi sampah nasional melalui investasi berkelanjutan di proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi atau Waste-to-Energy (WtE).

Inisiatif ini menjadi salah satu pilar utama dari kontribusi Danantara Indonesia dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan Indonesia dan mencapai ambisi Net Zero Emission pada tahun 2060.

REKOMENDASI: 5 Pilihan Trading Kripto Terpercaya Tahun 2025 | Kamu Pakai yang Mana?

Kepala Badan Pelaksana Investasi Danantara/CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani menegaskan, pengelolaan sampah di Indonesia adalah tantangan strategis yang menuntut solusi luar biasa.

“Dengan timbunan sampah 35 juta ton per tahun yang sebagian besar belum terkelola, kita menghadapi risiko besar bagi lingkungan, kesehatan, dan juga emisi Gas Rumah Kaca (GRK),” katanya.

Bacaan Lainnya


Tujuan WtE Memastikan Pemulihan Lingkungan


Sementara itu, tujuan utama WtE adalah memastikan pengelolaan sampah yang tepat dan pemulihan lingkungan, seperti yang berhasil diterapkan di berbagai kota besar dunia, dengan pembangkitan listrik sebagai manfaat tambahan.

REKOMENDASI: Curhat Warga Toba ke Gubernur Bobby: Pupuk Mahal

Rosan mengungkapkan, setiap fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi (WtE) berkapasitas 1.000 ton per hari dapat menghasilkan kurang lebih 15 MW listrik, cukup untuk memasok sekitar 20.000 rumah tangga.


Teknologi Pengolahan WtE Mampu Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca


Teknologi pengolahan WtE ini mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 50 hingga 80 persen dibandingkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) konvensional, sekaligus menghemat penggunaan lahan hingga 90 persen.

Rosan menambahkan, struktur baru program waste-to-energy (WtE) membawa kabar baik bagi pemerintah daerah. Tidak ada lagi kewajiban tipping fee, karena mekanisme ini sepenuhnya ditanggung PLN dengan subsidi dari pemerintah pusat. Hal ini meringankan APBD sekaligus memperkuat keberlanjutan proyek.


Danantara Bahas Percepatan Implementasi Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi


Rapat Koordinasi Nasional Pengolahan Sampah menjadi Energi (WtE) yang digelar, 30 September 2025, merupakan ajang dialog strategis yang mempertemukan pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta Danantara Indonesia dalam membahas percepatan implementasi proyek pengolahan sampah menjadi energi.

REKOMENDASI: Impian Gubernur Bobby Menjadikan Bahorok–Tangkahan Destinasi Wisata Unggulan Sumut

Forum ini digelar Danantara Indonesia bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian ESDM dan dihadiri oleh sekitar 250 peserta, meliputi kepala daerah dan jajaran teknis dari sekitar 20 daerah prioritas.

Kolaborasi melalui forum ini menjadi titik temu komitmen, sinergi kebijakan, serta dukungan investasi untuk menghadirkan solusi pengelolaan sampah berkelanjutan yang juga berkontribusi pada target energi bersih nasional.


Waste-to-Energy (WtE) Terobosan Strategis dalam Penanganan Sampah


Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia, Tito Karnavian menyatakan, program waste-to-energy (WtE) ini adalah terobosan strategis dalam penanganan sampah yang berbasis hilir.

REKOMENDASI: Ratusan Ribu Dokumen Data Nasabah Bank India Dibobol

Dengan teknologi yang ada, energi hasil pengolahan sampah akan langsung diserap oleh PLN. Tugas utama dari pemerintah daerah adalah memastikan koordinasi, mengumpulkan sampah dari masyarakat hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan kemudian diolah menjadi energi.

Selanjutnya, Mendagri menambahkan, keuntungan dari program ini sangat jelas: masyarakat menikmati lingkungan yang bersih, pemerintah daerah akan terbantu dalam pengelolaan sampah kota, dan negara memperoleh nilai ekonomis dari energi baru terbarukan.

Dengan sistem tipping fee yang akan dihapuskan, kebutuhan pasokan 1.000 ton sampah per hari akan dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah, sedangkan PLN dan Danantara Indonesia akan membantu dari sisi pengolahan sampah menjadi energi.

REKOMENDASI: Kementerian PU Buat Aturan Baru SPM Untuk Jalan Tol

“Ini adalah program dari rakyat untuk rakyat, sekaligus menguntungkan negara. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh pihak untuk memberikan dukungan penuh agar program ini berhasil, demi lingkungan yang lebih sehat, kota yang lebih bersih, dan kemandirian energi nasional,” Tito.


Program WtE Pintu Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Penciptaan Lapangan Kerja


Selain manfaat lingkungan, Program WtE membuka pintu pertumbuhan ekonomi daerah dan penciptaan lapangan kerja. Setiap proyek diperkirakan dapat menciptakan kurang lebih 4.000 lapangan kerja selama fase konstruksi dan sekitar 300 pekerjaan berkelanjutan saat operasional, menjadi motor peningkatan PDB lokal melalui rantai pasok konstruksi, teknologi, dan logistik, serta mengangkat nilai lahan sekitar, dan memperkuat daya tarik wisata dengan menghadirkan kota yang lebih bersih dan sehat.

Dengan dukungan kebijakan, struktur pendanaan yang solid, dan rekam jejak penggunaan teknologi WtE secara global, Indonesia berada pada titik strategis untuk menjadi magnet investasi hijau Asia Tenggara.

Danantara Indonesia membuka peluang kemitraan bagi investor lokal maupun internasional untuk bergabung dalam proyek-proyek WtE di berbagai provinsi.
***

[rel/OB1]

follow-on-google-news

Pos terkait