Bakir Pasaman: Pupuk Ramah Lingkungan Akan Dikembangkan

Bakir Pasaman Pupuk Ramah Lingkungan Akan Dikembangkan

Bakir Pasaman: Pupuk Ramah Lingkungan Akan Dikembangkan | OBROLANBISNIS.com — PT Pupuk Indonesia (Persero) bakal mengembangkan industri pupuk ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan salah satu agenda prioritas G20 yaitu transisi energi untuk mengurangi emisi karbon atau dekarbonisasi.

Direktur Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman mengatakan, sejauh ini perusahaan telah membuat peta jalan untuk pengembangan kawasan industri ramah lingkungan yang mendukung dekarbonisasi.

“Pupuk Indonesia mendukung pengurangan emisi karbon dalam rangka menciptakan industri yang lebih sustainable atau berkelanjutan dan ramah lingkungan,” kata Bakir Pasaman, kemarin.

Bakir menjelaskan, peta jalan dekarbonisasi Pupuk Indonesia bakal dibagi ke dalam beberapa tahap yaitu fase awal atau jangka pendek.

Hal itu bertujuan untuk peningkatan efisiensi pabrik sehingga menjadi lebih hemat energi dan ramah lingkungan.

Sedangkan untuk jangka menengah, Bakir Pasaman bakal membawa Pupuk Indonesia menargetkan melakukan utilisasi CO2 sebagai bahan baku produk.

 

Bacaan Lainnya
 

INFO BISNISMendag Lutfi Pimpin Langsung Penjualan Migor Curah di Pasar Tambakrejo

Adapun upaya yang dilakukan Bakir Pasaman yaitu dengan membangun Pabrik Soda Ash di Petrokimia Gresik dan Pupuk Kaltim.

Kemudian untuk tahap berikutnya, Bakir menjelaskan bahwa Pupuk Indonesia Grup akan memulai pengembangan blue ammonia dengan menggunakan teknologi Carbon Capture Storage (CCS).

Teknologi punya kemampuan untuk menangkap dan menginjeksikan Kembali CO2 untuk dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai energi bersih.

Sementara jangka panjang, dijelaskan Bakir Pasaman, Pupuk Indonesia akan memproduksi Green Ammonia yang berasal dari sumber energi terbarukan (EBT).

Adapun rinciannya, seperti pembangkit tenaga air, solar cell, angin, dan geothermal.

 

 


Industri Ramah Lingkungan

Untuk mewujudkan hal ini, Pupuk Indonesia menjalin kerjasama dengan PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) tentang pengembangan industri ramah lingkungan.

Ketiga perusahaan pelat merah ini menandatangani MoU tentang Green Industry Cluster yang disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury.

Bakir Pasaman mengatakan, upaya kerjasama ini merupakan langkah yang tepat menuju industri pupuk yang akan memproduksi green ammonia yang ramah lingkungan.

Menanggapi hal demikian, Wamen BUMN I, Pahala Mansury berharap, kerjasama yang dilakukan Pupuk Indonesia, PLN, dan Pertamina dapat direalisasikan dengan baik.

“Ini semua saya harapkan betul-betul bisa kita fokuskan, outcome-nya atau ujung-ujungnya bagaimana kita bisa mengembangkan kawasan industri yang betul-betul bisa memanfaatkan energi hijau di kawasan-kawasan tersebut,” kata Pahala.

 

 

INFO BISNISInformasi Peremajaan Sawit Rakyat Harus Sampai pada Petani

Dalam MoU Green Industry Cluster, ketiga perusahaan BUMN ini akan memanfaatkan dan mendorong penggunaan EBT pada kawasan industri eksisting.

Yang mana dalam hal ini di beberapa kawasan industri anak usaha Pupuk Indonesia yaitu PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PSP), PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), PT Petrokimia Gresik (PKG), dan Pupuk Kalimantan Timur (PKT).

Kerjasama ketiga BUMN ini akan dibagi menjadi tiga tahap. Sebagai tahap awal, beberapa kawasan industri pupuk didorong untuk memanfaatkan listrik yg bersumber dari energi baru dan terbarukan.

Untuk selanjutnya ketiga BUMN ini akan terlibat aktif dalam pengembangan green hidrogen dan green amonia, mulai dari pilot plant hingga pendirian pabrik tersebut. ***

 

google translate

 

Bakir Pasaman: Environmentally Friendly Fertilizer Will Be Developed | OBROLANBISNIS.com — PT Pupuk Indonesia (Persero) will develop an environmentally friendly fertilizer industry. This is in line with one of the G20 priority agendas, namely the energy transition to reduce carbon emissions or decarbonization.

Director of Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman said, so far the company has made a road map for the development of environmentally friendly industrial areas that support decarbonization.

“Pupuk Indonesia supports reducing carbon emissions in order to create an industry that is more sustainable or sustainable and environmentally friendly,” Bakir Pasaman said yesterday.

Bakir explained that the Pupuk Indonesia decarbonization roadmap will be divided into several stages, namely the initial or short-term phase.

It aims to increase factory efficiency so that it becomes more energy efficient and environmentally friendly.

Meanwhile, for the medium term, Bakir Pasaman will bring Pupuk Indonesia to target the utilization of CO2 as a raw material for products.

 

 

The efforts made by Bakir Pasaman are by building a Soda Ash Factory in Petrokimia Gresik and Pupuk Kaltim.

Then for the next stage, Bakir explained that the Pupuk Indonesia Group will start developing blue ammonia using Carbon Capture Storage (CCS) technology.

Technology has the ability to capture and re-inject CO2 to be processed and utilized as clean energy.

In the long term, Bakir Pasaman explained, Pupuk Indonesia will produce Green Ammonia from renewable energy sources (EBT).

The details, such as hydropower, solar cells, wind, and geothermal.

 

 

Eco-friendly Industry

To achieve this, Pupuk Indonesia cooperates with PT PLN (Persero) and PT Pertamina (Persero) on the development of environmentally friendly industries.

The three state-owned companies signed the MoU on the Green Industry Cluster which was witnessed directly by the Deputy Minister of BUMN I, Pahala Mansury.

Bakir Pasaman said that this collaborative effort is the right step towards the fertilizer industry which will produce green ammonia that is environmentally friendly.

Responding to this, the Deputy Minister of BUMN I, Pahala Mansury hoped that the cooperation carried out by Pupuk Indonesia, PLN, and Pertamina could be realized properly.

“I hope we can really focus on all of this, the outcome or in the end how we can develop industrial estates that can really take advantage of green energy in these areas,” said Pahala.

 

 

In the MoU Green Industry Cluster, these three state-owned companies will utilize and encourage the use of EBT in existing industrial areas.

Which in this case is in several industrial areas of Pupuk Indonesia’s subsidiaries, namely PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PSP), PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), PT Petrokimia Gresik (PKG), and East Kalimantan Pupuk ( CCP).

The cooperation between the three SOEs will be divided into three stages. As an initial stage, several fertilizer industrial areas are encouraged to utilize electricity sourced from new and renewable energy.

In the future, these three SOEs will be actively involved in the development of green hydrogen and green ammonia, starting from the pilot plant to the establishment of the factory. ***

 



[rel/OB1]

#Indonesia
#Pupuk
#InfoBisnis

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *