Perkumpulan Teochew Bersatu Gelar Moon Cake Festival Tradisi Budaya Zaman Dinasti Ming Menyambut Musim Panen

Perkumpulan Teochew Bersatu Gelar Moon Cake Festival Tradisi Budaya Zaman Dinasti Ming Menyambut Musim Panen

Perkumpulan Teochew Bersatu Gelar Moon Cake Festival Tradisi Budaya Zaman Dinasti Ming Menyambut Musim Panen • OBROLANBISNIS.com — Perkumpulan Teochew Bersatu Medan – Sumut menggelar Moon Cake Festival, tradisi budaya Teochew pada jaman Dinasti Ming dalam menyambut musim panen.

Moon Cake Festival kali ini diisi dengan acara Mandarin/English/Indonesian Singing Competition, yang diikuti puluhan peserta berlangsung meriah di Gedung Yayasan Teo Chew Jalan Gandhi, Minggu, 22 September 2024.

REKOMENDASI: The Gade Fest 2024 Ajang Unjuk Karyawan Ekspresikan Talenta dan Kreativitas

“Moon Cake Festival merupakan acara tahunan yang dilakukan sejak jaman dulu (Dinasti Ming), sebagai rasa syukur atas panen pertani,” sebut Juswan Joe, Ketua Perkumpulan Teochew Bersatu Sumut.

Moon Cake Festival ini dilaksanakan pada saat musim gugur, yang ditandai dengan datangnya bulan purnama, dalam menyambut musim tersebut.

Tetapi di sisi lain, menurut catatan sejarah, kue bulan muncul pada jaman Dinasti Ming, yang dikaitkan dengan kisah pemberontakan heroik Zhu Yuanzhang. Ia memimpin para petani Han melawan pemerintah Mongol sekitar tahun 1360-an.

Juswan Joe selaku Ketua Perkumpulan Teochew Bersatu Sumatera Utara menyampaikan, festival ini menjadi agenda tahunan sebagai wadah untuk menjalin tali kekeluargaan bersama anggota Teochew di Sumut.

“Semua anggota kita datang hari ini, kegiatan ini menjadi tempat bersirahturami,” ujarnya.

Kue bulan sebagai simbol agar hidup damai, kompak dan kemudian manis, karena kue bulan yang cenderung memiliki rasa manis.

Bacaan Lainnya

Perkumpulan Teochew Bersatu Gelar Moon Cake Festival Tradisi Budaya Zaman Dinasti Ming Menyambut Musim Panen

 

REKOMENDASI: Laptop dan PC Destop Terbaru ASUS Didukung Intel vPro | Membantu Tingkatkan Produktivitas Bisnis

“Untuk perkumpulan Teochew, semoga ini bisa memperkuat tali persaudaraan, lebih kompak lagi,” katanya.

Dari kegiatan ini juga diharapkan bisa mengenalkan tradisi ke generasi muda, dengan harapan mereka bisa ikut menjadi bagian untuk melestarikan budaya.

“Kita harap anak muda bisa mengerti apa yang dimaksud dengan kebudayaan itu. Agar Kebudayaan yang baik tidak hilang,” tukasnya.

Sementara itu,Assoc Prof Dr Agus Susanto selaku Ketua Perkumpulan Teochew Bersatu Medan menambahkan, pada Moon Cake Festival ini, juga diselenggarakan Mandarin/English/Indonesian Singing Competition Teochew Cup 2024.

Kegiatan tersebut sebagai upaya mengajak generasi muda untuk terlibat aktif dalam melestarikan budaya dan menjalin persaudaraan.

REKOMENDASI: Semarak RGE Founder’s Day | PT Saudara Sejati Luhur Lakukan Penanaman Bibit Pohon dan Pembersihan Sungai di Sumatera Utara

“Hari ini kita bergembira, ke depan kita berharap semakin luas lagi pergerakan dari Teochew di berbagai daerah,” ungkapnya.

Sebanyak 40 peserta antusias mengikuti perlombaan tersebut. Hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri, karena antusiasnya lebih tinggi dari yang di harapkan.

“Ini juga sebagai awal menyambut Teochew Festival Season 6 yang akan segera dilaksanakan pada bulan November mendatang yang akan diisi berbagai perlombaan, seperti pidato, dancing, debate, kaligrafi, mewarnai, e-Sports Mobile Legend, drum, fashion show, scrabble dan sebagainya,” jelasnya.

Menjadi kebanggan pula dikatakan Assoc Prof Dr Agus, bahwa anak didik dari Teochew berhasil menorehkan prestasi untuk kategori Barongsai di perhelatan olahraga terbesar di Indonesia, yakni PON XXI Aceh-Sumut 2024.

“Kami cukup bangga ya, barongsai hari ini hasil dari anak-anak Teochew yang juga berhasil meraih prestasi di PON kemarin. Hal ini kita tunjukkan sebagai bentuk meneruskan semangat kepada generasi muda bangsa,” pungkasnya.

Hadir pada acara tersebut Konjen RRT di Medan Mr Zhang Min, Konsul Kehormatan Thailand di Medan, Dr Martono Anggusti, Ketua Yayasan Tio Ciu Sumut Hasan Basry Halim dan para undangan lainnya. ***


google translate


United Teochew Association Holds Moon Cake Festival, Cultural Tradition from the Ming Dynasty to Welcome the Harvest Season • OBROLANBISNIS.com — The United Teochew Association of Medan – North Sumatra held a Moon Cake Festival, a Teochew cultural tradition from the Ming Dynasty to welcome the harvest season.

This year’s Moon Cake Festival was filled with a Mandarin/English/Indonesian Singing Competition, which was attended by dozens of participants and took place lively at the Teo Chew Foundation Building, Jalan Gandhi, Sunday, September 22, 2024.

“The Moon Cake Festival is an annual event that has been held since ancient times (Ming Dynasty), as an expression of gratitude for the agricultural harvest,” said Juswan Joe, Chairman of the North Sumatra United Teochew Association.

This Moon Cake Festival is held in autumn, which is marked by the arrival of the full moon, to welcome the season.

But on the other hand, according to historical records, moon cakes appeared during the Ming Dynasty, which was associated with the story of Zhu Yuanzhang’s heroic rebellion. He led Han farmers against the Mongol government around the 1360s.

Juswan Joe as the Chairman of the United Teochew Association of North Sumatra said that this festival is an annual event as a forum to establish family ties with Teochew members in North Sumatra.

“All our members came today, this activity is a place to gather,” he said.

Mooncakes as a symbol of living peacefully, compactly and then sweetly, because mooncakes tend to have a sweet taste.

“For the Teochew association, hopefully this can strengthen the bonds of brotherhood, be more compact,” he said.

From this activity, it is also hoped that it can introduce traditions to the younger generation, with the hope that they can take part in preserving culture.

“We hope that young people can understand what is meant by culture. So that good culture is not lost,” he said.

Meanwhile, Assoc Prof Dr Agus Susanto as the Chairperson of the Medan United Teochew Association added that at this Moon Cake Festival, the Mandarin/English/Indonesian Singing Competition Teochew Cup 2024 was also held.

This activity is an effort to invite the younger generation to be actively involved in preserving culture and establishing brotherhood.

“Today we are happy, in the future we hope that the Teochew movement in various regions will be even wider,” he said.

A total of 40 participants enthusiastically participated in the competition. This is a source of pride, because the enthusiasm is higher than expected.

“This is also the beginning of welcoming the Teochew Festival Season 6 which will be held in November which will be filled with various competitions, such as speeches, dancing, debates, calligraphy, coloring, e-Sports Mobile Legend, drums, fashion shows, scrabble and so on,” he explained.

It is also a matter of pride, said Assoc Prof Dr Agus, that Teochew students have succeeded in making achievements in the Barongsai category at the biggest sporting event in Indonesia, namely PON XXI Aceh-Sumut 2024.

“We are quite proud, today’s barongsai is the result of Teochew children who also succeeded in achieving achievements at the PON yesterday. We show this as a form of continuing the spirit to the young generation of the nation,” he concluded.

Present at the event were the Consul General of the PRC in Medan Mr Zhang Min, the Honorary Consul of Thailand in Medan, Dr Martono Anggusti, Chairman of the Tio Ciu Foundation of North Sumatra Hasan Basry Halim and other invitees. ***

[OB2]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *